Semarang (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) menyasar penanganan empat isu krusial keluarga Indonesia yaitu stunting, ketahanan keluarga yang lemah, perkawinan anak, dan perceraian.
"Keempat isu besar ini perlu ditangani dengan kolaborasi berbagai stakeholder, karenanya Kemenag menggandeng GKMNU untuk melakukan penanganan terhadap empat isu krusial tersebut," kata Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Zainal Mustamin di Jakarta, Kamis (30/11).
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) peningkatan kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.344 pada tahun 2022, naik 77,03 persen dalam tiga tahun terakhir. Zainal menyoroti berbagai faktor penyebabnya, termasuk persoalan ekonomi, perzinaan, dan narkoba.
Zainal menambahkan masalah stunting dipicu oleh kondisi kesehatan ibu dan anak, seperti kurang gizi dan anemia. Data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat tingkat stunting sebesar 21,6 persen pada tahun 2022.
Kemenag bersama GKMNU, memiliki peran besar dalam membangun keluarga yang kuat. Zainal menyatakan pentingnya melibatkan ribuan kader GKMNU di daerah untuk mempercepat penyelesaian masalah.
"Kami menggandeng Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) dan Pengurus Pusat Aisyiyah untuk meningkatkan kualitas ketahanan keluarga," jelasnya.
Perkawinan anak juga menjadi perhatian. Meskipun terjadi penurunan dalam permohonan dispensasi pernikahan anak, jumlahnya tetap tinggi. Tahun 2020 mencatat lebih dari 63 ribu permintaan, sedangkan tahun 2022 mencapai 50 ribu.
Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto menjelaskan GKMNU akan berperan secara implementatif, melibatkan kader di tingkat desa untuk berkolaborasi dengan Penyuluh Agama Islam dan Penghulu di KUA.
"Dalam tahapan implementatif program, akan diberikan bimbingan keluarga di tingkat desa. Mereka akan berkolaborasi dengan stakeholder di sana," kata Suryo.
Program GKMNU ini mencakup prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, moderasi, dan amar ma’ruf nahi munkar, dan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia, berakhlak karimah, serta berperan penting di tengah masyarakat.
Kolaborasi Kemenag dan GKMNU telah dimulai sejak Oktober 2023, menargetkan 20.277 desa dengan partisipasi 1.013.850 orang. Program ini pertama kali dijalankan di lima provinsi, yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten, sementara di luar Jawa akan dilakukan secara bertahap.
Berita Terkait
Kemenag Pekalongan berangkatkan 335 calon haji
Rabu, 24 April 2024 9:04 Wib
Kemenag keluarkan edaran: Seremoni keberangkatan calhaj maksimal 30 menit
Rabu, 24 April 2024 7:20 Wib
Kemenag: 817 calon haji asal Banjarnegara siap diberangkatkan
Selasa, 23 April 2024 15:37 Wib
Kemenag Boyolali gelar bimbingan manasik kepada 875 calon haji
Selasa, 23 April 2024 14:05 Wib
Kemenag Jateng siap berangkatkan 31.711 calhaj asal Jateng dan DIY
Senin, 15 April 2024 5:19 Wib
Pemerintah tetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 10 April 2024
Selasa, 9 April 2024 22:03 Wib
Kemenag kampanyekan pesan damai dari pesantren
Minggu, 31 Maret 2024 11:25 Wib
Pejabat baru Balitbang Diklat Kemenag siap jalani tugas
Rabu, 20 Maret 2024 13:33 Wib