BPBD Boyolali bantu air enam tangki untuk warga di daerah kekeringan
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan telah memasok bantuan air bersih sebanyak enam tangki isi 5.000 liter untuk masyarakat yang masih dilanda bencana kekeringan pada 12 wilayah kecamatan di daerah itu.
"Kami telah memasok bantuan air bersih total sebanyak enam tangki untuk warga di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, sebanyak dua tangki dan Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, sebanyak empat tangki, sehingga total pasokan air di Boyolali hingga Jumat pagi ini 1.058 tangki," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali, Suparman, di Boyolali, Jumat.
Ia mengatakan sebelumnya BPBD telah mendapatkan permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa setempat. Selama Januari hingga November 2023, lanjutnya, BPBD Boyolali telah memasok air bersih sebanyak 1.058 tangki kepada masyarakat di 44 desa/kelurahan yang tersebar di 12 kecamatan, dengan terbanyak di Kecamatan Wonosamodro (299 tangki) untuk warga di tujuh desa.
Selain itu di Kecamatan Tamansari sebanyak 212 tangki untuk lima desa, Juwangi sebanyak 141 tangki dikirim ke empat desa, Kemusu sebanyak 136 tangki untuk enam desa, Wonosegoro sebanyak 118 tangki untuk lima desa, Cepogo sebanyak 46 tangki untuk empat desa, kemudian Galadagsari sebanyak 34 tangki di dua desa, Selo ada 31 tangki di tiga desa, Selo ada 31 tangki, Andong sebanyak 20 tangki untuk satu desa, Ampel 15 tangki untuk dua desa, Klego empat tangki untuk dua desa dan Musuk dua tangki untuk satu desa.
"Kami bantuan air bersih untuk warga masyarakat di daerah kekeringan batas waktu hingga akhir November ini, yang diperkirakan sudah memasuki musim hujan di daerah ini," katanya.
Selain itu BPBD Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, juga mengimbau masyarakat mewaspadai bencana alam angin kencang, banjir, dan tanah longsor saat peralihan musim kemarau ke musim hujan mulai November 2023.
Memasuki musim pancaroba, Kepala BPBD Boyolali Suratno mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor di daerah rawan bencana.
"Kami meminta warga tetap siaga yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Bagaimana melakukan penyelamatan secara mandiri apabila terjadi musibah bencana alam. Tentunya dengan adanya bencana alam itu, tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun warga masyarakat," katanya.
Baca juga: Sekda Jateng minta penyelesaian masalah DAS Pemali Comal
Baca juga: UPZ Semen Gresik guyur 500 ribu liter air ke daerah kekeringan Rembang
"Kami telah memasok bantuan air bersih total sebanyak enam tangki untuk warga di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, sebanyak dua tangki dan Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, sebanyak empat tangki, sehingga total pasokan air di Boyolali hingga Jumat pagi ini 1.058 tangki," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali, Suparman, di Boyolali, Jumat.
Ia mengatakan sebelumnya BPBD telah mendapatkan permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa setempat. Selama Januari hingga November 2023, lanjutnya, BPBD Boyolali telah memasok air bersih sebanyak 1.058 tangki kepada masyarakat di 44 desa/kelurahan yang tersebar di 12 kecamatan, dengan terbanyak di Kecamatan Wonosamodro (299 tangki) untuk warga di tujuh desa.
Selain itu di Kecamatan Tamansari sebanyak 212 tangki untuk lima desa, Juwangi sebanyak 141 tangki dikirim ke empat desa, Kemusu sebanyak 136 tangki untuk enam desa, Wonosegoro sebanyak 118 tangki untuk lima desa, Cepogo sebanyak 46 tangki untuk empat desa, kemudian Galadagsari sebanyak 34 tangki di dua desa, Selo ada 31 tangki di tiga desa, Selo ada 31 tangki, Andong sebanyak 20 tangki untuk satu desa, Ampel 15 tangki untuk dua desa, Klego empat tangki untuk dua desa dan Musuk dua tangki untuk satu desa.
"Kami bantuan air bersih untuk warga masyarakat di daerah kekeringan batas waktu hingga akhir November ini, yang diperkirakan sudah memasuki musim hujan di daerah ini," katanya.
Selain itu BPBD Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, juga mengimbau masyarakat mewaspadai bencana alam angin kencang, banjir, dan tanah longsor saat peralihan musim kemarau ke musim hujan mulai November 2023.
Memasuki musim pancaroba, Kepala BPBD Boyolali Suratno mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor di daerah rawan bencana.
"Kami meminta warga tetap siaga yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Bagaimana melakukan penyelamatan secara mandiri apabila terjadi musibah bencana alam. Tentunya dengan adanya bencana alam itu, tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun warga masyarakat," katanya.
Baca juga: Sekda Jateng minta penyelesaian masalah DAS Pemali Comal
Baca juga: UPZ Semen Gresik guyur 500 ribu liter air ke daerah kekeringan Rembang