Temanggung (ANTARA) - Sejumlah siswa berseragam putih biru turun dari mobil di halaman Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 1) Temanggung, Jawa Tengah. Puluhan siswa SMP itu diundang ke sekolah yang dikenal dengan sebutan Stemba (Sekolah Teknik Pembangunan) itu. Mereka langsung menuju ke aula sekolah.
Sementara sejumlah ruang kelas di SMKN 1 Temanggung terlihat kosong. Para siswa tampak sedang fokus dalam kegiatan di aula sekolah yang tengah melaksanakan Pergelaran Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Sebanyak 30 stan kelas X dan XI berada di aula sekolah itu. Pernak pernik budaya dan makanan khas daerah dari 30 provinsi di Indonesia, tersaji dalam kegiatan tersebut.
Di bagian tengah aula, silih berganti ditampilkan berbagai kesenian dan budaya daerah Nusantara sesuai jadwal yang dipandu oleh seorang siswa.
Kepala SMKN 1 Temanggung Tri Setya Budi sengaja mengundang beberapa SMP ke sekolahnya untuk menyaksikan Gelar Karya Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema Bineka Tunggal Ika. Setiap kelas dari 30 kelas X dan XI, masing-masing menampilkan potensi dari 30 provinsi di Indonesia.
Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada anak-anak, para siswa, untuk membangun karakter sebagaimana yang diamanahkan pada profil pelajar Pancasila.
Di dalam kegiatan tersebut ada nilai-nilai yang berdimensi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
SMKN 1 Temanggung juga mengundang guru-guru SMK lain, supaya kegiatan itu bisa dikembangkan lebih lanjut di sekolah masing-masing, Selain itu, mengundang pula siswa-siswa SMP untuk menyaksikan supaya mereka bisa belajar sejak awal mengenal berbagai budaya dan kebinekaan yang ada di Indonesia.
Ketua Panitia Pergelaran Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SMKN 1 Temanggung, Hendro Martono, menjelaskan dalam Kurikulum Merdeka ada sejumlah mata pelajaran yang jam pelajarannya diiris, kemudian disatukan dan dipakai untuk kegiatan belajar bersama.
Kolaborasi antarmata pelajaran dalam rangka menguatkan profil pelajar Pancasila itu sebenarnya dirinci dari dasar negara ke UU Pendidikan.
Selama ini kalangan pendidik resah, bagaimana nilai-nilai Pancasila itu bisa ditanamkan ke anak-anak tetapi tidak hanya melalui pelajaran, diharapkan melalui proyek seperti ini nilai gotong-royong, keimanan, ketakwaan, mandiri dan lain-lain lebih mudah ditanamkan pada anak-anak.
Para siswa diberikan waktu sekitar dua minggu untuk menyiapkan kegiatan pergelaran karya tersebut.
Lebih ke proses
Kegiatan ini bukan semata-mata pada output-nya, tetapi lebih ke proses. Bagaimana anak-anak dengan teman satu kelas itu akan bergumul saling berbagi peran, berbagi tanggung jawab, berbagi ide dan lain-lain supaya lebih mudah maka diwujudkan dalam suatu proyek pergelaran karya.
Pendanaan kegiatan ini juga dari anak-anak sendiri. Kegiatan ini termasuk bagian kreativitas mereka bagaimana menggali sumber dana atau sumber daya yang ada di kelas itu dan sekolah hanya menyediakan fasilitas saja untuk pameran.
Melalui tema Bineka Tunggal Ika, menyiapkan anak supaya siap dalam masyarakat global. Melihat keragaman yang bersifat global maka modal yang bisa dipakai anak-anak itu adalah memahami kebinekaan di tingkat nasional.
Masing-masing kelas diundi untuk mendapatkan daerah mana yang akan digali, apa saja yang ada di masing-masing provinsi. Ada 10 objek pemajuan kebudayaan, antara lain tradisi lisan, manuskrip, seni, bahasa, pengetahuan tradisional, dan lain-lain.
Apa yang mereka ketahui tentang suatu provinsi ditampilkan dalam data visual pameran foto di stan masing-masing, kemudian menampilkan ekspresi seni dari daerah itu.
Ketua OSIS SMKN 1 Temanggung, Laurensia Clara Alferina Kusuma Dewi, menyampaikan gelar karya ini sangat banyak manfaatnya. Melalui gelar karya ini para siswa bisa mengetahui betapa banyak kebudayaan maupun kesenian daerah yang merupakan kekayaan Indonesia.
Bermacam kebudayaan dan kesenian itu merupakan kekayaan yang harus dilestarikan untuk menyatukan Indonesia. Banyak hal yang bisa dipetik karena gelar karya ini dapat menumbuhkan jiwa sosial, menerima perbedaan, dan menumbuhkan kreatifitas.
Agak berbeda dengan SMKN 1 Temanggung, SMPN 2 Temanggung selaku sekolah penggerak mengajak seluruh siswa untuk melaksanakan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila di luar sekolah, yaitu di Desa Keblukan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.
Kegiatan yang dipadukan dalam kemah bakti tersebut bukan hanya menampilkan sejumlah karya dan kemampuan siswa, tetapi juga melakukan bakti sosial bagi warga kurang mampu di desa tersebut.
Kepala SMPN 2 Temanggung, Pasir, SPd, M.Si menyampaikan program sekolah penggerak (PSP) merupakan jawaban dari tiga dosa besar pendidikan, yaitu perundungan, kekerasan dan intoleransi.
Ada satu pembeda dari PSP, yakni proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan SMPN 2 Temanggung sudah tahun kedua bersama beberapa sekolah lain. Ada dua tema dalam panen karya semester ini, yakni bineka tunggal ika untuk kelas 7 dan gaya hidup berkelanjutan untuk kelas 8.
Kemah bakti SMPN 2 Temanggung merupakan kegiatan siswa, guru, dan karyawan keluar sekolah untuk berempati dan peduli kepada masyarakat tanpa memandang suku dan agama.
Sebelum pandemi, kemah bakti dilakukan para siswa dengan bermalam di rumah warga sehingga anak melihat secara langsung bagaimana kehidupan keluarga, bagaimana ekonomi keluarga, bahkan pekerjaan warga. Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menanamkan karakter pada anak, generasi penerus bangsa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menanamkan nilai-nilai kebinekaan di kalangan pelajar