Semarang (ANTARA) - Buah carica (papaya gunung) merupakan salah satu komoditas unggulan dataran tinggi Dieng. Buahnya yang mirip dengan pepaya, berukuran kecil, dan beraroma harum, pastinya sudah tidak asing bagi wisatawan yang sering datang ke Dieng, karena buah ini hanya tumbuh didataran tinggi dieng saja.
Buah yang mengandung banyak senyawa oksalat ini harus di olah dahulu sebelum dikonsumsi. Jika langsung dimakan, maka akan menyebabkan rasa gatal. Bila getah dari buah segarnya pun menempel di kulit kita, kulit akan terasa gatal, sedikit panas dan terbakar.
Sebagian besar buah carica, diolah oleh ratusan UMKM di wilayah Dieng dan sekitarnya menjadi manisan buah basah (koktail carica). Di toko-toko oleh-oleh disepanjang jalan menuju Dieng, wisatawan akan menemukan koktail carica dengan berbagai bentuk dan ukuran kemasan, dan rasa yang bervariasi.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (UNSOED) sejak Tahun 2017 hingga Tahun 2022 telah mendampingi beberapa UMKM Carica di Kabupaten Wonosobo untuk mengembangkan aneka produk pangan olahan baru berbasis carica.
Baca juga: Jalan sehat dan karnaval semarakkan Dies Natalis Ke-59 Unsoed
Buah carica ternyata tidak hanya dapat diolah menjadi koktail, namun seluruh bagian buah carica dapat dimanfaatkan. Ada sekitar 12 inovasi olahan buah carica yang sudah berhasil dibuat, diantaranya adalah selai, pulpy, minuman jeli, serbuk buah instan, dodol, fruit leather (lapisan buah kering), permen jeli, serbuk biji carica kaya antioksidan, pengempuk daging dari kulit buah carica, es krim, konsentrat jus buah, strudle, dan pie buah.
Bahan-bahan dan proses pembuatan aneka produk ini sangat mudah dan dapat diterapkan oleh UMKM. Aneka produk olahan carica memiliki warna yang menarik, tekstur yang khas, serta aroma dan cita rasa buah carica yang kuat. Dr. Santi Dwi Astuti, STP., M.Si. selaku inovator utama produk diversifikasi carica menyampaikan bahwa aneka varian produk berbasis carica ini telah verifikasi dan di validasi kualitasnya pada skala laboratorium dan telah di cobakan produksinya pada skala terbatas di beberapa UKM di Kabupaten Wonosobo, diantaranya yaitu UD.
Podang Mas, KUB Berkah Mandiri dan Carica Gemilang. Selain telah dilengkapi data terkait formula dan proses pembuatannya, aneka varian produk carica ini juga telah di analisis komposisi nilai gizinya dan penerimaannya oleh konsumen secara terbatas. Secara umum, konsumen yang menyukai produk-produk olahan buah menyambut baik hadirnya banyak varian produk dari carica karena aroma dan rasa khas carica yang tetap terjaga.
Baca juga: Akademisi Unsoed: Lengger merupakan budaya adiluhung Banyumas
Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK) Tahun 2020-2022, tim inovator carica LPPM UNSOED secara konsisten dengan komitmen yang tinggi bersinergi dengan UKM dan Pemda Kabupaten Wonosobo dalam mengembangkan produk diversifikasi Carica. Dr. Sri Lestari, SE., M.Si. selaku Ketua Program PPPUD menyampaikan bahwa pendampingan secara terus-menerus akan dilakukan oleh seluruh tim.
Setelah dilaksanakan kegiatan diseminasi dan alih teknologi, kegiatan PPPUD dilanjutkan dengan pendampingan pada persiapan-persiapan yang harus dilakukan UKM untuk penjualan produk baru, diantaranya penyiapan desain label dan kemasan, informasi gizi, penetapan umur simpan, dan pengurusan sertifikasi halal.
Pada produksi kontinu, tim akan membantu penyediaan peralatan produksi yang diperlukan. Peralatan berbasis teknologi tepat guna ini didampingi penyediaannya oleh Abdul Mukhlis Ritonga, STP., M.Sc. yang merupakan Dosen Program Studi Teknik Pertanian UNSOED.
Aneka varian berbasis buah carica ini merupakan produk baru yang belum ada di pasaran. Selain memiliki nilai gizi tinggi khususnya vitamin dan serat pangan, tampilan produk yang kekinian, diprediksi akan prospektif untuk dijual dan dipasarkan.
Baca juga: Unsoed Purwokerto gelar Sumpah Dokter Gigi Periode XXIX
Menurut Djeimy Kusnaman, PhD, tim PPPUD dari Program Studi Agribisnis UNSOED, kegiatan promosi aneka produk baru carica ini akan dilakukan terus menerus baik secara langsung melalui pameran atau expo atau secara online melalui website dan media social. Untuk penjualan produk, di Tahun 2022 ini akan dipasarkan secara terbatas di outlet-outlet milik UKM mitra. Saat ini, UD Podang Mas telah memiliki Café Carica yang menjual aneka produk baru carica. Dan yang berikutnya, produk-produk ini akan tersedia di toko Pangan sehat Purwokerto yang akan mulai di buka di Bulan OKtober 2022. Penjualan secara online dari produk baru carica juga akan mulai dilakukan di Tahun 2022 ini.
Kegiatan PPPUD di Tahun 2022 terlaksana melalui kerjasama dengan 6 orang mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan dan 2 orang mahasiswa Program Studi Manajemen. Melalui Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa terlibat langsung dalam proyek pengembangan produksi dan pemasaran produk baru berbasis carica.
Kegiatan magang mahasiswa yang dikonversi hingga 20 SKS yang dilaksanakan meliputi pendampingan produksi rutin, pembuatan label dan kemasan produk, penetapan umur simpan, pengurusan sertifikat halal, kontrol mutu, promosi dan pemasaran, serta pengelolaan usaha produk baru.
Baca juga: Mahasiswa Unsoed kembangkan produk replika batu alam dari limbah
Dr. Santi Dwi Astuti selaku tim MBKM Magang dan Studi Independen UNSOED menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa di program PPPUD ini memberikan pengalaman praktik nyata bagi mahasiswa dan sekaligus sangat membantu kelancaran dari seluruh kegiatan yang telah direncanakan untuk Tahun 2022 ini.
Mahasiswa dapat secara langsung mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan, berpikir kritis dan analitis melalui komunikasi dan kerjasama intensif dalam tim untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi UKM, menerapkan solusi tersebut, mengevaluasi hasilnya dan menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan. Tidak hanya pengalaman yang didapat oleh mahasiswa, namun kegiatan PPPUD ini akan di jadikan sebagai bahan untuk tugas akhir (skripsi) mahasiswa.
Di akhir kegiatan pendampingan PPUD yang dilaksanakan pada Rabu, 21 September 2022, Dr. Sri Lestari menyampaikan bahwa kegiatan produksi dan pemasaran aneka produk baru berbasis carica ini harapannya dapat berkelanjutan meskipun PPPUD ini akan selesai di akhir Tahun 2022.
Strategi pengelolaan usaha produk baru khususnya manajemen produksi, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran harus terus di desain dan dikembangkan untuk dapat menjaga eksistensi produk baru di pasaran sehingga kegiatan ini benar-benar dapat menjadi salah satu alternatif usaha baru yang menguntungkan bagi UKM Carica di Kabupaten Wonosobo.
Baca juga: Tim PKM Unsoed teliti potensi "Spirulina sp" sebagai "biomarker" pada cekaman alkalinitas
Berita Terkait
Unsoed-UHB bantu petani Desa Winduaji melalui budi daya jamur untuk atasi stunting dan kemiskinan
Minggu, 1 Desember 2024 14:58 Wib
FEB Unsoed dorong daya saing global melalui EcoSociopreneurship
Minggu, 1 Desember 2024 14:45 Wib
Laboratorium Ekspor-Impor Unsoed gelar pelatihan dan ujian kompetensi untuk cetak eksportir milenial
Sabtu, 30 November 2024 9:42 Wib
Unsoed-Pegadaian dukung pengelolaan TPST Rempoah untuk atasi sampah desa
Sabtu, 30 November 2024 8:09 Wib
Sosiolog: Isu kekerasan terhadap perempuan menjadi persoalan serius
Senin, 25 November 2024 16:21 Wib
FODOR's No List 2025 dan tantangan mewujudkan pariwisata berkualitas di Indonesia
Sabtu, 23 November 2024 23:32 Wib
Unsoed-Unwiku berkolaborasi dalam Program Kosabangsadi Desa Sambirata
Senin, 11 November 2024 10:03 Wib
Tim PPK Ormawa UKMPR Unsoed raih dua medali di Abdidaya 2024
Minggu, 10 November 2024 5:54 Wib