Menteri Koperasi dan UKM ajak mahasiswa UMP jadi wirausaha dengan tingkatkan kemampuan
Purwokerto (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengajak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk menjadi wirausaha.
Saat menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara "Paten Goes To Campus" di UMP, Sabtu, Menteri Teten mengatakan potensi ekonomi digital di Indonesia sebesar Rp5.400 triliun harus mampu dimanfaatkan para wirausaha mapan baru dari kalangan kampus (mahasiswa) berbasis anak muda inovatif dan berpendidikan tinggi.
"Jangan sampai potensi tersebut dikuasai asing. Pasalnya, saat ini, sekitar 50 persen produk yang ada di e-commerce merupakan barang impor. Para wirausaha muda saat ini, selain harus mampu menguasai pasar dalam negeri, juga harus kompetitif di pasar global," katanya menegaskan.
Terkait dengan hal itu, Teten mengajak para wirausaha muda untuk meningkatkan kemampuan dalam berkompetisi.
Ke depan, kata dia, produk UMKM bangsa Indonesia harus berbasis inovasi, kreativitas, dan teknologi.
"Dan itu harus disiapkan oleh kita semua, termasuk dari lembaga kampus," kata Menkop dan UKM dalam acara yang dirangkai dengan pembukaan Enterpreneur Creative Project (ECP) 2022 itu.
Baca juga: MenkopUKM resmikan BMT FEB Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Oleh karena itu, dia mengharapkan UMP lebih kuat dalam mengembangkan inkubator bisnis di lingkungan kampus. "Pilih 2-3 produk unggulan untuk dikembangkan hingga memiliki daya saing tinggi di pasar," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Menteri Teten meyakini dari UMP bakal lahir banyak wirausaha muda berbasis kampus dan anak muda.
Menurut dia, pangsa pasar anak muda saat sekarang adalah produk-produk custom atau handmade. "Ini peluang bagi para pelaku startup," katanya.
Kendati demikian, Teten mengingatkan dengan pasar terbuka seperti saat sekarang, bukan hanya produk startup Indonesia yang bisa masuk ke pasar dunia, tapi produk luar negeri juga bisa masuk ke pasar nasional.
"Jadi, kita harus kompetitif. Artinya, kita harus kuat dalam ide dan kreativitas," katanya.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Purwokerto tambah profesor baru
Selain itu, kata dia, ada 1,7 juta sarjana lulus setiap tahunnya dan tentunya tidak akan mampu terserap semuanya dalam dunia kerja.
Berdasarkan hasil penelitian Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021 menunjukkan bahwa 72 persen generasi Z dan Milenial bercita-cita menjadi wirausaha.
Terkait dengan hal itu, Teten mengatakan universitas saat ini harus mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana, untuk menjadi wirausaha berpendidikan yang berdaya saing dan inovatif dengan menciptakan lapangan kerja, bukan lagi pencari kerja.
"Universitas berperan penting dalam memajukan kewirausahaan, salah satunya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga, melahirkan wirausaha yang memiliki inovasi, kompetitif, serta siap tarung, baik di pasar domestik maupun global," kata Menkop dan UKM.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah memberikan apresiasi terhadap program peningkatan kewirausahaan dari lingkungan kampus yang terus digulirkan Kementerian Koperasi dan UKM karena merupakan program konkret yang harus didukung.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengawal jalannya program kewirausahaan, terutama dalam hal dukungan anggarannya.
"Kami akan mengawal ketersediaan anggaran bagi program yang kongkret bagi masyarakat. Tentunya, dengan melihat kondisi keuangan negara," katanya saat menghadiri acara tersebut.
Baca juga: Prodi Geografi UMP petakan hutan adat bersama Suku Orang Rimba
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso mengatakan UMP merupakan Rumah UMKM karena perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut memiliki kurikulum dan mata kuliah kewirausahaan dengan tujuan meningkatkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa.
Pihaknya akan mengubah pola pikir mahasiswa agar ketika lulus mampu menjadi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja.
Menurut dia, kegiatan ECP 2022 juga sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan mata kuliah kewirausahaan yang telah diikuti mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMP di mana mahasiswa FEB harus mampu membaca pasar.
"Lebih dari itu, selain dapat meningkatkan kreativitas pelaku usaha yang lebih pandai membaca pasar, juga agar tidak mudah putus asa," kata Rektor.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah wirausahawan muda yang telah sukses di bidangnya memberikan testimoni dan motivasi bagi mahasiswa UMP.
Baca juga: Tim dosen UMP dorong pengembangan potensi desa wisata di Purbalingga
Saat menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum Kewirausahaan pada acara "Paten Goes To Campus" di UMP, Sabtu, Menteri Teten mengatakan potensi ekonomi digital di Indonesia sebesar Rp5.400 triliun harus mampu dimanfaatkan para wirausaha mapan baru dari kalangan kampus (mahasiswa) berbasis anak muda inovatif dan berpendidikan tinggi.
"Jangan sampai potensi tersebut dikuasai asing. Pasalnya, saat ini, sekitar 50 persen produk yang ada di e-commerce merupakan barang impor. Para wirausaha muda saat ini, selain harus mampu menguasai pasar dalam negeri, juga harus kompetitif di pasar global," katanya menegaskan.
Terkait dengan hal itu, Teten mengajak para wirausaha muda untuk meningkatkan kemampuan dalam berkompetisi.
Ke depan, kata dia, produk UMKM bangsa Indonesia harus berbasis inovasi, kreativitas, dan teknologi.
"Dan itu harus disiapkan oleh kita semua, termasuk dari lembaga kampus," kata Menkop dan UKM dalam acara yang dirangkai dengan pembukaan Enterpreneur Creative Project (ECP) 2022 itu.
Baca juga: MenkopUKM resmikan BMT FEB Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Oleh karena itu, dia mengharapkan UMP lebih kuat dalam mengembangkan inkubator bisnis di lingkungan kampus. "Pilih 2-3 produk unggulan untuk dikembangkan hingga memiliki daya saing tinggi di pasar," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Menteri Teten meyakini dari UMP bakal lahir banyak wirausaha muda berbasis kampus dan anak muda.
Menurut dia, pangsa pasar anak muda saat sekarang adalah produk-produk custom atau handmade. "Ini peluang bagi para pelaku startup," katanya.
Kendati demikian, Teten mengingatkan dengan pasar terbuka seperti saat sekarang, bukan hanya produk startup Indonesia yang bisa masuk ke pasar dunia, tapi produk luar negeri juga bisa masuk ke pasar nasional.
"Jadi, kita harus kompetitif. Artinya, kita harus kuat dalam ide dan kreativitas," katanya.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Purwokerto tambah profesor baru
Selain itu, kata dia, ada 1,7 juta sarjana lulus setiap tahunnya dan tentunya tidak akan mampu terserap semuanya dalam dunia kerja.
Berdasarkan hasil penelitian Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021 menunjukkan bahwa 72 persen generasi Z dan Milenial bercita-cita menjadi wirausaha.
Terkait dengan hal itu, Teten mengatakan universitas saat ini harus mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana, untuk menjadi wirausaha berpendidikan yang berdaya saing dan inovatif dengan menciptakan lapangan kerja, bukan lagi pencari kerja.
"Universitas berperan penting dalam memajukan kewirausahaan, salah satunya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga, melahirkan wirausaha yang memiliki inovasi, kompetitif, serta siap tarung, baik di pasar domestik maupun global," kata Menkop dan UKM.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah memberikan apresiasi terhadap program peningkatan kewirausahaan dari lingkungan kampus yang terus digulirkan Kementerian Koperasi dan UKM karena merupakan program konkret yang harus didukung.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengawal jalannya program kewirausahaan, terutama dalam hal dukungan anggarannya.
"Kami akan mengawal ketersediaan anggaran bagi program yang kongkret bagi masyarakat. Tentunya, dengan melihat kondisi keuangan negara," katanya saat menghadiri acara tersebut.
Baca juga: Prodi Geografi UMP petakan hutan adat bersama Suku Orang Rimba
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso mengatakan UMP merupakan Rumah UMKM karena perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut memiliki kurikulum dan mata kuliah kewirausahaan dengan tujuan meningkatkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa.
Pihaknya akan mengubah pola pikir mahasiswa agar ketika lulus mampu menjadi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja.
Menurut dia, kegiatan ECP 2022 juga sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan mata kuliah kewirausahaan yang telah diikuti mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMP di mana mahasiswa FEB harus mampu membaca pasar.
"Lebih dari itu, selain dapat meningkatkan kreativitas pelaku usaha yang lebih pandai membaca pasar, juga agar tidak mudah putus asa," kata Rektor.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah wirausahawan muda yang telah sukses di bidangnya memberikan testimoni dan motivasi bagi mahasiswa UMP.
Baca juga: Tim dosen UMP dorong pengembangan potensi desa wisata di Purbalingga