Tim dosen UMP dorong pengembangan potensi desa wisata di Purbalingga
Purwokerto (ANTARA) - Tim Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, mendorong pengembangan potensi desa wisata sebagai sarana pemulihan perekonomian setelah pandemi COVID-19 khususnya di Desa Banjaran, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
"Kegiatan ini kami lakukan dalam program riset keilmuan desa di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga," kata Ketua Tim Dosen FEB UMP Dr. Naelati Tubastuvi, S.E., M.Si. dalam keterangannya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Senin.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan membentuk desa wisata dalam rangka memanfaatkan potensi desa dan membantu masyarakat yang terdampak COVID-19, baik yang kehilangan pekerjaan, terjadi pengurangan jam kerja, maupun terjadi penurunan pendapatan di Desa Banjaran.
Tim dosen yang beranggotakan Dwi Winarni, S.E., M.Si., Rhis Ogie Dewandari, S.E., M.Acc. itu mengusung gagasan yang bertajuk "Pengembangan Potensi Desa Wisata Sebagai Sarana Pemulihan Perekonomian Melalui Partisipasi Masyarakat Terdampak COVID-19".
Baca juga: Lima destinasi wisata unggulan Kabupaten Semarang untuk libur Lebaran
Naelati mengatakan gagasan tersebut berdasarkan analisis terhadap kondisi geografis Desa Banjaran yang memiliki Bendungan Slinga di Sungai Klawing, hutan bambu, hamparan sawah, industri kerajinan bambu, dan kesenian rakyat yang merupakan potensi ekonomi lokal yang dapat diintegrasikan menjadi desa wisata.
Bahkan, lokasi di sekitar Bendung Slinga saat sekarang makin ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun dari luar daerah Banjaran karena keindahaan alamnya.
"Kami berharap kegiatan tersebut dapat memberi manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Banjaran," kata Dekan FEB UMP itu.
Menurut dia, kegiatan yang juga ditujukan untuk mendorong dosen dan mahasiswa menghasilkan inovasi, metode, dan rancangan atau model kegiatan Kampus Merdeka yang diimplementasikan melalui pengembangan desa wisata itu didanai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendibud Ristek) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Baca juga: Pengembangan desa wisata perlu jadi prioritas
Baca juga: Warga berharap Desa Wadas jadi kawasan wisata pascapenambangan
Baca juga: Desa Wisata Sumogawe berkembang setelah terima Rp1 miliar dari pemprov
"Kegiatan ini kami lakukan dalam program riset keilmuan desa di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga," kata Ketua Tim Dosen FEB UMP Dr. Naelati Tubastuvi, S.E., M.Si. dalam keterangannya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Senin.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan membentuk desa wisata dalam rangka memanfaatkan potensi desa dan membantu masyarakat yang terdampak COVID-19, baik yang kehilangan pekerjaan, terjadi pengurangan jam kerja, maupun terjadi penurunan pendapatan di Desa Banjaran.
Tim dosen yang beranggotakan Dwi Winarni, S.E., M.Si., Rhis Ogie Dewandari, S.E., M.Acc. itu mengusung gagasan yang bertajuk "Pengembangan Potensi Desa Wisata Sebagai Sarana Pemulihan Perekonomian Melalui Partisipasi Masyarakat Terdampak COVID-19".
Baca juga: Lima destinasi wisata unggulan Kabupaten Semarang untuk libur Lebaran
Naelati mengatakan gagasan tersebut berdasarkan analisis terhadap kondisi geografis Desa Banjaran yang memiliki Bendungan Slinga di Sungai Klawing, hutan bambu, hamparan sawah, industri kerajinan bambu, dan kesenian rakyat yang merupakan potensi ekonomi lokal yang dapat diintegrasikan menjadi desa wisata.
Bahkan, lokasi di sekitar Bendung Slinga saat sekarang makin ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun dari luar daerah Banjaran karena keindahaan alamnya.
"Kami berharap kegiatan tersebut dapat memberi manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Banjaran," kata Dekan FEB UMP itu.
Menurut dia, kegiatan yang juga ditujukan untuk mendorong dosen dan mahasiswa menghasilkan inovasi, metode, dan rancangan atau model kegiatan Kampus Merdeka yang diimplementasikan melalui pengembangan desa wisata itu didanai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendibud Ristek) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Baca juga: Pengembangan desa wisata perlu jadi prioritas
Baca juga: Warga berharap Desa Wadas jadi kawasan wisata pascapenambangan
Baca juga: Desa Wisata Sumogawe berkembang setelah terima Rp1 miliar dari pemprov