Batang (ANTARA) - PT Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, menyebutkan investor asal China, PT Elecmetal Longteng Indonesia menanamkan investasi sebesar Rp600 miliar di kawasannya.
Direktur Utama KIT Batang Ngurah Wirawan di Batang, Kamis, mengatakan kehadiran industri logam itu menjadi bukti daya tarik kawasan sebagai pusat investasi global.
"Selain mendukung pertumbuhan industri, proyek ini akan menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar," katanya.
Kawasan Industri Terpadu Batang dirancang sebagai kota industri modern yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti hotel, sekolah, dan pusat hiburan.
Semua proses seperti mulai dari perizinan hingga infrastruktur akan dipastikan berjalan lancar untuk memberikan dampak optimal bagi perekonomian nasional.
"Dengan visi menjadi pemimpin pasar di Indonesia dan dukungan penuh dari pemerintah, pabrik ini diharapkan menjadi motor penggerak transformasi industri logam di tanah air," katanya.
Dengan investasi 40 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp600 miliar) dan menggunakan lahan 4,99 hektare, fasilitas tersebut siap masuk ke pasar global dan domestik.
Kemitraan strategis antara ME Elecmetal dari Chile dan Longteng Special Steel Co Ltd dari China itu akan memproduksi hingga 200 ribu ton grinding ball per tahun.
"Sebesar 65-70 persen produksi akan diekspor dengan Australia sebagai pasar utama, sementara sisanya memenuhi kebutuhan domestik," kata Ngurah.