Semarang (ANTARA) - Pakar ekonomi pertanian Universitas Negeri Semarang Profesor Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti menyebutkan modernisasi alat dan mesin pertanian menjadi solusi dalam meningkatkan hasil pertanian.
"Masih terdapatnya model pertanian konvensional yang menyebabkan produktivitas rendah dan belum sepenuhnya efisien, maka penggunaan alsintan modern tentu dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dengan biasa input yang lebih rendah serta waktu pengerjaan yang lebih cepat," katanya di Semarang, Jateng, Selasa.
Kendati demikian, modernisasi pertanian tidak hanya dilakukan pada sisi hulu pertanian saja, tapi dari sisi hilir juga harus dikembangkan karena pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan dan perekonomian nasional.
Menurut dia, keberadaan alsintan pascapanen tentu juga akan meningkatkan nilai tambah komoditas hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Selain itu, modernisasi pertanian dapat berjalan dengan lancar apabila diiringi dengan infrastruktur pertanian memadai sebab pengadaan infrastruktur pertanian tentu akan dapat meningkatkan hasil pertanian.
"Alat pertanian modern seperti traktor misalnya, mampu mengolah tanah dengan cepat dan hasil pengolahan yang baik sehingga komoditas pertanian dapat tumbuh semakin subur," ujarnya.
Sucihatiningsih juga mengatakan bahwa alsintan pada bagian irigasi juga dapat membantu dapatkan hasil produksi yang baik seperti yang terjadi saat ini bahwa masa tanam pertanian yang memiliki irigasi yang baik dapat panen padi sebanyak tiga kali dalam setahun.
"Alat irigasi modern yang ada seperti mesin pompa air sibel dapat membantu petani lebih produktif dalam menanam padi karena meskipun musim kemarau, sawah tadah hujan tidak lagi kesulitan dalam memperoleh air dengan adanya mesin pompa air sibel, sedangkan alsintan pengolahan pascapanen seperti mesin penggorengan (freezing frying) keripik komoditas, mesin pembuat tepung umbi-umbian dan lainnya perlu dikembangkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi produk pertanian," katanya.
Terkait dengan penggunaan alsintan buatan dalam negeri, dirinya menilai Gerakan Cinta Produk Dalam Negeri merupakan suatu hal yang positif agar tidak bergantung pada impor alsintan dari luar negeri.
"Alasannya adalah impor alsintan dari luar negeri dapat mengurangi cadangan devisa di Indonesia. Selain itu, jika impor alsintan terus dilakukan maka masa depan industri alsintan dari dalam negeri dapat terancam," ujarnya.