Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta menyiapkan uang tunai sebesar Rp4,9 triliun untuk kebutuhan Lebaran, salah satunya penukaran uang baru oleh masyarakat.
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di sela penukaran perdana jelang Lebaran di Solo, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan permintaan uang khususnya jelang Lebaran bisa meningkat 4-5 kali lipat jika dibandingkan bulan normal.
"Dalam satu bulan rata-rata kami mengeluarkan sebesar Rp1 triliun, kalau jelang Lebaran bisa meningkat 4-5 kali lipat. Lebaran tahun lalu kami mengeluarkan Rp4,3 triliun," katanya.
Untuk periode jelang Lebaran tahun ini, pihaknya meningkatkan persediaan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yakni menjadi Rp4,9 triliun.
"Pada tahun ini kami tingkatkan lagi karena mobilitas mulai dikendorkan, aktivitas ekonomi mulai meningkat. Kami proyeksikan meningkat menjadi Rp4,9 triliun. Kalau masih kurang jangan khawatir, kami sediakan. Kami siapkan kebutuhan uang baru tanpa pembatasan, namun mekanisme penukaran tanpa kerumunan," katanya.
Ia mengatakan untuk pecahan uang baru tersebut juga akan disesuaikan dengan kebutuhan penukar. Biasanya, permintaan tertinggi uang baru pecahan kecil, mulai dari Rp2.000-20.000.
Untuk memastikan pelayanan merata, kata dia, layanan penukaran uang baru akan dilakukan di sebanyak 191 titik loket layanan, di antaranya di kantor bank umum, bank syariah, BPR, BPRS, Pegadaian, dan Kantor Pos di wilayah Soloraya dengan waktu pelayanan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.
"Layanan ini dimulai dengan jemput bola, penukaran pakai mobil kas keliling. Jadi imbauan kami bank bisa ikut melayani secara keliling," katanya.
Sementara itu, lanjut dia, 60 persen uang yang beredar di masyarakat selama Lebaran akan kembali disetorkan ke perbankan.
"Tugas kami melakukan sortasi, uang yang diseteples, basah dinyatakan tidak layar edar sehingga harus diganti dengan uang baru," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengimbau masyarakat agar menukar uang baru di tempat-tempat yang sudah disediakan secara resmi oleh Bank Indonesia.
"Kalau bisa yang resmi-resmi saja, lagi pula di tempat-tempat itu (tidak resmi) kan fee-nya mahal, 10 persen. Kalau ini nggak ada pungutan, duit baru, cepat, dan yang pasti nggak ada uang palsu. Silahkan yang mau tukar uang," katanya.