Solo (ANTARA) - Kota Solo hingga saat ini belum menerapkan isolasi terpusat menyusul munculnya klaster pembelajaran tatap muka (PTM) sebagai hasil surveilans atau pengamatan kegiatan pendidikan tersebut.
"Orang tua nggak setuju," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Meski demikian, dikatakannya, sejauh ini jumlah kasus positif COVID-19 dari kegiatan surveilans tahap kedua belum ada penambahan, dengan data terakhir sebanyak 31 kasus.
"Belum, belum, masih itu," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, jika kasus tetap mengalami kenaikan maka sekolah harus ditutup hingga proses penelusuran kontak selesai dilakukan.
"Kasus naik kan karena OTG anak sekolah," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan upaya penelusuran kontak pada kasus yang ditemukan dari kegiatan surveilans ini bisa terselesaikan secara tuntas.
"Semua dari lokus sudah dilakukan, mudah-mudahan ini yang terakhir sehingga minggu ini sudah 'clear' (tuntas). Sebanyak 31 kasus positif ini dari 1.300 sampel yang kami ambil dari 30 sekolah," katanya.
Berita Terkait
Bupati Purbalingga ingatkan pentingnya Germas untuk cegah PTM
Kamis, 30 November 2023 14:42 Wib
UMP peringkat 5 dari 10 PTM terbaik di Indonesia berdasarkan Uniranks
Senin, 8 Mei 2023 9:28 Wib
Kudus gelar pembelajaran tatap muka kapasitas 100 persen
Jumat, 12 Agustus 2022 8:27 Wib
Boyolali terapkan PTM 100 persen
Senin, 11 Juli 2022 14:10 Wib
Boyolali terapkan PTM penuh mulai tahun ajaran 2022/2023
Selasa, 5 Juli 2022 21:55 Wib
UMP petakan strategi promosi mahasiswa baru bersama Humas PTM/A Se-Indonesia
Kamis, 30 Juni 2022 20:35 Wib
Sejumlah sekolah di Batang menanti PTM 100 persen
Jumat, 24 Juni 2022 19:30 Wib
Kudus gelar PTM 100 persen pada awal tahun ajaran baru
Jumat, 17 Juni 2022 20:15 Wib