Kemarau di Banyumas diperkirakan lebih panjang, BPBD waspada
Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana kekeringan di wilayah itu pada musim kemarau 2024.
"Berdasarkan informasi yang saya terima dari BMKG serta rekan di Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, musim kemarau tahun ini kemungkinan agak panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Ia mengatakan informasi tersebut telah ditindaklanjuti oleh internal BPBD Kabupaten Banyumas termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya dengan menggelar pertemuan guna mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau.
Menurut dia, hal itu disebabkan dampak kekeringan tidak hanya menyangkut ketersediaan pasokan air bersih untuk masyarakat, juga berkaitan dengan masalah pertanian.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan persiapan karena musim kemaraunya kemungkinan lebih panjang dari tahun kemarin," katanya.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap sejumlah mata air di Banyumas untuk memastikan ketersediaan air bersih termasuk mengupayakan pembangunan sumur bor baru di Kecamatan Cilongok dan Rawalo melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dari salah satu badan usaha milik negara.
Berdasarkan data saat terjadi kemarau panjang pada 2019, di Kabupaten Banyumas terdapat 88 desa yang rawan bencana kekeringan.
"Sementara saat kemarau tahun 2023, terdapat 81 desa di 15 kecamatan yang mengalami kekeringan. Lokasinya relatif sama dengan tahun 2019," katanya.
Ia mengharapkan pembangunan sumur bor bantuan dari Kementerian Pertahanan maupun Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas di sejumlah desa pada 2023 dapat mengurangi jumlah desa rawan kekeringan.
Bahkan, kata dia, sumur bor bantuan di Desa Wanarata, Kecamatan Purwojati, sudah mengatasi dampak kekeringan yang biasa melanda daerah itu karena debit airnya cukup bagus.
"Mudah-mudahan ini menjadi simpul solusi untuk yang lain-lain juga," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap menyiapkan bantuan air bersih dari APBD Kabupaten Banyumas, Perumdam Tirta Satria Banyumas, maupun program pertanggungjawaban sosial dari berbagai perusahaan.
"Armada yang akan digunakan untuk mendistribusikan bantuan air bersih juga sudah kami siapkan," kata Budi.
"Berdasarkan informasi yang saya terima dari BMKG serta rekan di Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, musim kemarau tahun ini kemungkinan agak panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Ia mengatakan informasi tersebut telah ditindaklanjuti oleh internal BPBD Kabupaten Banyumas termasuk organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya dengan menggelar pertemuan guna mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau.
Menurut dia, hal itu disebabkan dampak kekeringan tidak hanya menyangkut ketersediaan pasokan air bersih untuk masyarakat, juga berkaitan dengan masalah pertanian.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan persiapan karena musim kemaraunya kemungkinan lebih panjang dari tahun kemarin," katanya.
Pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap sejumlah mata air di Banyumas untuk memastikan ketersediaan air bersih termasuk mengupayakan pembangunan sumur bor baru di Kecamatan Cilongok dan Rawalo melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dari salah satu badan usaha milik negara.
Berdasarkan data saat terjadi kemarau panjang pada 2019, di Kabupaten Banyumas terdapat 88 desa yang rawan bencana kekeringan.
"Sementara saat kemarau tahun 2023, terdapat 81 desa di 15 kecamatan yang mengalami kekeringan. Lokasinya relatif sama dengan tahun 2019," katanya.
Ia mengharapkan pembangunan sumur bor bantuan dari Kementerian Pertahanan maupun Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas di sejumlah desa pada 2023 dapat mengurangi jumlah desa rawan kekeringan.
Bahkan, kata dia, sumur bor bantuan di Desa Wanarata, Kecamatan Purwojati, sudah mengatasi dampak kekeringan yang biasa melanda daerah itu karena debit airnya cukup bagus.
"Mudah-mudahan ini menjadi simpul solusi untuk yang lain-lain juga," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap menyiapkan bantuan air bersih dari APBD Kabupaten Banyumas, Perumdam Tirta Satria Banyumas, maupun program pertanggungjawaban sosial dari berbagai perusahaan.
"Armada yang akan digunakan untuk mendistribusikan bantuan air bersih juga sudah kami siapkan," kata Budi.