Bupati Purbalingga ingatkan pentingnya Germas untuk cegah PTM
Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengingatkan pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai kegiatan yang harus dilaksanakan masyarakat untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM) tapi mematikan.
"Germas itu penting karena penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit tidak menular tapi mematikan seperti stroke dan serangan jantung," katanya dalam kegiatan Germas Puskesmas Mrebet yang digelar di Lapangan Desa Kradenan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, Germas juga dilaksanakan dalam rangka memperpanjang angka harapan hidup masyarakat.
Menurut dia, umur yang panjang harus diikhtiarkan agar masyarakat bisa mendampingi anak dan cucunya hingga besar.
Dalam kesempatan itu, dia pun mengingatkan lima langkah Germas yang harus dilaksanakan masyarakat agar sehat, bugar, dan produktif.
"Lima langkah tersebut meliputi melakukan aktivitas fisik, budaya makan buah dan sayur, tidak merokok, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta istirahat yang cukup," katanya.
Terkait dengan kegiatan Germas Puskesmas Mrebet yang merupakan putaran terakhir pada tahun 2023, Bupati mengharapkan setelah diselenggarakan di 22 lokasi dan 22 puskesmas se-Purbalingga, Germas bisa membawa keberkahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Selain untuk pencegahan PTM, kata dia, kegiatan Germas juga sebagai sarana penyampaian arahan terkait dengan pencegahan stunting serta upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi.
Dia mengakui kasus stunting di Kecamatan Mrebet sudah tergolong bagus karena angkanya hanya 4,6 persen.
Akan tetapi, lanjut dia, di Mrebet masih ada dua kasus kematian ibu dan lima kasus kematian bayi.
"Mudah-mudahan kasus ini sudah tidak bertambah lagi," katanya menegaskan.
Kendati demikian, Bupati meminta agar program "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng" bisa dijalankan di Kecamatan Mrebet sebagai upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut dia, program tersebut mengharuskan adanya pendampingan yang dilakukan oleh kader kesehatan maupun tenaga kesehatan terhadap ibu hamil agar kesehatan dan gizinya terpantau.
Baca juga: Bupati Purbalingga ajak kader kesehatan tekan angka kematian ibu-bayi
"Germas itu penting karena penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit tidak menular tapi mematikan seperti stroke dan serangan jantung," katanya dalam kegiatan Germas Puskesmas Mrebet yang digelar di Lapangan Desa Kradenan, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, Germas juga dilaksanakan dalam rangka memperpanjang angka harapan hidup masyarakat.
Menurut dia, umur yang panjang harus diikhtiarkan agar masyarakat bisa mendampingi anak dan cucunya hingga besar.
Dalam kesempatan itu, dia pun mengingatkan lima langkah Germas yang harus dilaksanakan masyarakat agar sehat, bugar, dan produktif.
"Lima langkah tersebut meliputi melakukan aktivitas fisik, budaya makan buah dan sayur, tidak merokok, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta istirahat yang cukup," katanya.
Terkait dengan kegiatan Germas Puskesmas Mrebet yang merupakan putaran terakhir pada tahun 2023, Bupati mengharapkan setelah diselenggarakan di 22 lokasi dan 22 puskesmas se-Purbalingga, Germas bisa membawa keberkahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Selain untuk pencegahan PTM, kata dia, kegiatan Germas juga sebagai sarana penyampaian arahan terkait dengan pencegahan stunting serta upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi.
Dia mengakui kasus stunting di Kecamatan Mrebet sudah tergolong bagus karena angkanya hanya 4,6 persen.
Akan tetapi, lanjut dia, di Mrebet masih ada dua kasus kematian ibu dan lima kasus kematian bayi.
"Mudah-mudahan kasus ini sudah tidak bertambah lagi," katanya menegaskan.
Kendati demikian, Bupati meminta agar program "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng" bisa dijalankan di Kecamatan Mrebet sebagai upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut dia, program tersebut mengharuskan adanya pendampingan yang dilakukan oleh kader kesehatan maupun tenaga kesehatan terhadap ibu hamil agar kesehatan dan gizinya terpantau.
Baca juga: Bupati Purbalingga ajak kader kesehatan tekan angka kematian ibu-bayi