Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen semua sekolah dari jenjang pendidikan usia dini, TK, SD, dan SMP di wilayah itu, Senin.
Menurut Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali Darmanto Senin, di Boyolali, kegiatan perdana PTM 100 persen semua sekolah baik untuk jenjang pendidikan usia dini, TK, SD, dan SMP yang tersebar di 22 kecamatan di Boyolali.
Menurut dia hal tersebut sesuai paparan yang disampaikan Disdikbud kepada Bupati Boyolali M Said Hidayat dan sesuai dengan tugas pokok fungsi Disdikbud adalah memberikan saran masukan kepada Bupati.
Bupati yang mempunyai kewenangan kebijakan termasuk pengelolaan pendidikan. Atas Izin Bupati, mulai Senin (11/7) ini, jenjang usia dini, TK, SD, dan SMP di Kabupaten Boyolali diizinkan untuk PTM 100 persen.
"Kami berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Nomor 408 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19," katanya.
Sekolah yang sudah menerapkan PTM 100 persen di Boyolali sebanyak 150 lembaga kelompok bermain, 550 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanan-kanak (TK), 581 sekolah dasar (SD), serta 98 sekolah menengah pertama (SMP).
Ia mengatakan Boyolali sudah memenuhi syarat menyelenggarakan PTM 100 persen. Perintah Bupati Boyolali tindak lanjuti. Artinya, Bupati sudah memberikan izin penyelenggaraan PTM 100 persen pada tahun ajaran 2022/2023 ini
Selain itu, keputusan tersebut juga merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali terkait dengan capaian vaksinasi COVID-19 bagi siswa dan tenaga pendidikan yang juga telah memenuhi syarat PTM 100 persen.
Kendati demikian, Disdikbud Boyolali selalu mengingatkan kepada kepala sekolah, guru, dan masyarakat karena posisi masih pandemi COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka kegiatan PTM 100 persen tetap penerapan protokol kesehatan.
Meskipun, kegiatan belajar mengajar di Boyolali sudah PTM 100 persen, tetapi hal itu, tetap dengan prokes disiplin, konsisten, dan ketat.
"Hal ini, kata dia, harapannya tidak ada hal-hal negatif atas PTM 100 persen itu. Sehingga, kami bisa meminimalisir dampak karena pandemi terhadap pendidikan di Boyolali," demikian Darmanto.