Baca juga: Air banjir tercampur limbah pabrik di Kudus diklaim tak berbahaya
Ponpes Al Muayyad-Zahir Mania Kudus bantu korban banjir
Maklum genangan banjirnya hingga sekarang belum juga surut
Kudus, Jateng (ANTARA) -
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muayyad beserta "Zahir Mania" Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membantu korban banjir dengan membagikan 5.000 paket sembilan bahan pokok (sembako) maupun non-sembako kepada warga terdampak banjir di sejumlah desa di Kabupaten Kudus, Jumat.
"Lokasi pertama penyaluran bantuan di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kudus," kata Ketua Zahir Mania Kabupaten Kudus yang juga anggota Komisi E DPRD Kabupaten Kudus Mawahib Afkar di Kudus, Jumat.
Dalam penyaluran bantuan bekerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas) Banser Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kudus.
Ia menjelaskan setiap paket bantuan sembako yang diberikan berisi beras, mi instan dan kebutuhan makanan pokok lainnya. Sementara untuk kebutuhan non-pokok seperti pakaian layak pakai.
"Untuk pakaian layak pakai total ada 300-an paket. Sedangkan bantuan lain yang diberikan, berupa makanan siap konsumsi untuk warga yang bertahan di rumah masing-masing," katanya.
Meskipun Ponpes Al Muayyad juga dilanda banjir, kata dia, tetap melakukan sedekah untuk masyarakat lain yang juga terdampak dan sangat membutuhkan.
Baca juga: Air banjir tercampur limbah pabrik di Kudus diklaim tak berbahaya
Baca juga: Air banjir tercampur limbah pabrik di Kudus diklaim tak berbahaya
Bantuan secara bertahap akan diberikan kepada warga yang berada di tempat pengungsian maupun yang masih bertahan di rumahnya.
Selain Desa Jati Wetan, desa lain yang terdampak banjir di antaranya ada di Desa Payaman, Karangrowo, Jetiskapuan, dan Gulang.
Hingga kini, kata Mawahib Afkar, masih ada ratusan warga yang berada di tempat pengungsian. Di Balai Desa Jati Wetan sendiri saat ini ada sekitar 336 jiwa dari 106 keluarga yang masih bertahan.
Zatminah, salah satu warga Desa Jati Wetan mengakui sudah delapan hari berada di tempat pengungsian.
"Maklum genangan banjirnya hingga sekarang belum juga surut. Di jalan genangan banjirnya masih setinggi dada orang dewasa, sedangkan di dalam rumah setinggi paha orang dewasa," ujarnya.
Sepanjang belum surut, kata dia, dirinya bersama anggota keluarga lainnya belum berani pulang ke rumah.
Ia juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang mau membantu meringankan beban keluarganya dengan memberikan paket sembako.