Air banjir tercampur limbah pabrik di Kudus diklaim tak berbahaya
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan bahwa limbah pabrik yang diduga mencemari kawasan Desa Jati Wetan yang tengah dilanda banjir dari hasil pengujian di laboratorium tidak ditemukan adanya bakteri sehingga tidak membahayakan masyarakat setempat.
"Hasil pengujian sampel air banjir yang menggenangi kawasan pemukiman warga di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, sudah keluar dan hasilnya tidak ditemukan adanya zat berbahaya. Pengujian selanjutnya soal warna limbahnya yang berwarna hitam," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Selasa.
Sementara terkait sumber penyebab pencemaran, kata dia, Pemkab Kudus belum mengetahuinya, apakah disebabkan oleh limbah pabrik atau pencemaran akibat faktor lainnya.
Baca juga: Air bah warna merah di Pekalongan berasal pewarna batik
Warga Desa Jati Wetan memang sempat mengeluhkan adanya dugaan pencemaran limbah pabrik saat dilanda banjir. Selain menimbulkan bau tidak sedap, limbah yang diketahui mulai mencemari perkampungan warga mulai Rabu (4/2) tersebut juga mengakibatkan gatal-gatal di kulit.
Purnomo, salah seorang warga Desa Jati Wetan mengakui air banjir tercemar limbah pabrik baru kali ini karena sebelumnya belum pernah. Selain menimbulkan bau tidak sedap juga mengakibatkan gatal-gatal di kulit serta sumurnya juga tercemar.
"Warga menduga, pencemaran limbah tersebut dari pabrik besar yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari lokasi banjir," ujarnya.
Terkait permasalahan tersebut, PT Pura juga membantu penyedotan air banjir agar cepat surutnya.
General Manajer Human Resource dan General Affair PT Pura Agung Subani ketika dimintai konfirmasi sebelumnya membantah terjadinya kebocoran saluran limbah perusahaan ke perkampungan warga mengakui perusahaan sudah melakukan investigasi dari hulu dan hilir. Kondisinya memang baik dan tidak ada permasalahan karena membuangnya ke Sungai Wulan.
Dalam pengontrolan limbah, kata dia, juga melibatkan pemerintah kabupaten setempat dan saluran masih berfungsi dengan baik karena menggunakan pipa. Untuk warna limbah juga cenderung berwarna putih, bukan hitam.
"Saat keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tidak menimbulkan bau. Kami juga akan mengikuti prosedur pemkab untuk memantau titik rawan jaringan IPAL perusahaan," ujarnya.
PT Pura juga tidak menutup mata atas kejadian di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan ini. Perusahaan segera menerjunkan mobil pemadam untuk mengambil air di tengah kampung agar genangan banjir bisa berkurang.
Sementara warga yang mengeluhkan gatal-gatal dan diare, kata dia, perusahaan juga akan membantu menyediakan obat-obatan serta membantu sembako.*
Baca juga: Banjir terjang 42 desa di Kabupaten Pati
Baca juga: Banjir masih genangi kompleks RS Sultan Agung Semarang
"Hasil pengujian sampel air banjir yang menggenangi kawasan pemukiman warga di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, sudah keluar dan hasilnya tidak ditemukan adanya zat berbahaya. Pengujian selanjutnya soal warna limbahnya yang berwarna hitam," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Selasa.
Sementara terkait sumber penyebab pencemaran, kata dia, Pemkab Kudus belum mengetahuinya, apakah disebabkan oleh limbah pabrik atau pencemaran akibat faktor lainnya.
Baca juga: Air bah warna merah di Pekalongan berasal pewarna batik
Warga Desa Jati Wetan memang sempat mengeluhkan adanya dugaan pencemaran limbah pabrik saat dilanda banjir. Selain menimbulkan bau tidak sedap, limbah yang diketahui mulai mencemari perkampungan warga mulai Rabu (4/2) tersebut juga mengakibatkan gatal-gatal di kulit.
Purnomo, salah seorang warga Desa Jati Wetan mengakui air banjir tercemar limbah pabrik baru kali ini karena sebelumnya belum pernah. Selain menimbulkan bau tidak sedap juga mengakibatkan gatal-gatal di kulit serta sumurnya juga tercemar.
"Warga menduga, pencemaran limbah tersebut dari pabrik besar yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari lokasi banjir," ujarnya.
Terkait permasalahan tersebut, PT Pura juga membantu penyedotan air banjir agar cepat surutnya.
General Manajer Human Resource dan General Affair PT Pura Agung Subani ketika dimintai konfirmasi sebelumnya membantah terjadinya kebocoran saluran limbah perusahaan ke perkampungan warga mengakui perusahaan sudah melakukan investigasi dari hulu dan hilir. Kondisinya memang baik dan tidak ada permasalahan karena membuangnya ke Sungai Wulan.
Dalam pengontrolan limbah, kata dia, juga melibatkan pemerintah kabupaten setempat dan saluran masih berfungsi dengan baik karena menggunakan pipa. Untuk warna limbah juga cenderung berwarna putih, bukan hitam.
"Saat keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tidak menimbulkan bau. Kami juga akan mengikuti prosedur pemkab untuk memantau titik rawan jaringan IPAL perusahaan," ujarnya.
PT Pura juga tidak menutup mata atas kejadian di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan ini. Perusahaan segera menerjunkan mobil pemadam untuk mengambil air di tengah kampung agar genangan banjir bisa berkurang.
Sementara warga yang mengeluhkan gatal-gatal dan diare, kata dia, perusahaan juga akan membantu menyediakan obat-obatan serta membantu sembako.*
Baca juga: Banjir terjang 42 desa di Kabupaten Pati
Baca juga: Banjir masih genangi kompleks RS Sultan Agung Semarang