Purwokerto (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar memastikan Pusat Bahasa Mandarin yang baru diresmikan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bukan sekolah yang berkaitan dengan keagamaan.
"Ini betul-betul sekolah yang membawa wawasan kita melalui bahasa tentunya yang membawa kita lebih maju, lebih modern, dan tentunya bisa adaptif untuk di mana pun kita bekerja," katanya usai peresmian Pusat Bahasa Mandarin di Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua School), Purwokerto, Rabu.
Selain itu, kata dia, pihaknya memastikan Pemerintah Kabupaten Banyumas mendukung kehadiran Pusat Bahasa Mandarin tersebut karena urusan pendidikan merupakan urusan segala pemerintahan, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Kendati demikian, dia mengharapkan selain untuk sekolah formal, keberadaan Pusat Bahasa Mandarin dapat memberikan keuntungan untuk masyarakat Banyumas serta seluruh Indonesia karena lembaga tersebut merupakan yang pertama di Indonesia khusus untuk pendidikan dasar dan menengah.
Sementara itu, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Yudi Chatim mengatakan kerja sama pendidikan yang sudah dilakukan sejak tahun 2022 dengan Tiongkok tidak hanya sekadar university to university (U to U) atau akademik dengan akademik, tetapi university to university and business (U to UB) atau akademik dengan akademik dan bisnis.
Dalam pendidikan, kata dia, ada istilah ABGCM yang meliputi Academy, Business, Government, Community, dan Media.
"Jadi, akademik itu enggak boleh sendirian, dia harus ada mitra dengan dunia usaha atau dunia industri, dan harus didukung oleh government (pemerintah, red.). Nah kalau ini sudah tiga-tiganya mendukung, ini harus hasil kerja sama mereka harus dirasakan oleh community (komunitas, red.), dan yang lebih penting M-nya adalah teman-teman media, harus disiarkan oleh media," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Pusat Bahasa Mandarin merupakan contoh baru dari Tiongkok, sehingga bisa jadi kalau ada investor lain seperti Jepang, Korea Selatan, atau Eropa bisa dilakukan seperti melalui pusat bahasa dan budaya.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat bisa memahami bagaimana budaya kerja, bahasa, teknologi, dan budaya negara tersebut karena kerja samanya berupa U to UB.
Oleh karena itu, kata dia, tidak apa-apa jika nantinya investor-investor dari Tiongkok berinvestasi di Banyumas tetapi nantinya Puhua akan mendampingi perguruan tinggi dan sekolah-sekolah yang ada di Banyumas untuk bermitra kampus-kampus di Tiongkok.
Bahkan, dia mengaku sudah meminta Baoding University selaku mitra Puhua School atau Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan untuk membawa berbagai industri dari Tiongkok guna berinvestasi di Banyumas.
"Tapi kita sertifikasi anak-anak kita dengan standar Tiongkok. Nanti yang bekerja anak-anak kita didampingi Puhua dan pembelajaran bahasa Mandarinnya, sehingga kesejahteraan pun akan lebih meningkat," kata Yudi.
Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah Bambang Haryanto Bachrudin mengaku turut diminta untuk memberikan dukungan terhadap rencana pendirian Pusat Bahasa Mandarin di Banyumas yang diajukan pada tahun 2023 dan dapat terwujud pada tahun 2024.
"Kalau bicara Pusat Bahasa Mandarin yang di luar perguruan tinggi, cuma ada di Banyumas, tidak hanya di Jawa Tengah, ini se-Indonesia. Pusat Bahasa Mandarin ini satu-satunya di Indonesia yang ada di tingkat SMA, bukan perguruan tinggi, kalau perguruan tinggi ada sembilan," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan giatkan pelatihan bahasa isyarat bagi masyarakat