Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendatangi Pasar Hewan Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, untuk memberikan edukasi kepada pedagang hewan ternak tentang upaya pencegahan dan penanganan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Meskipun sebelumnya sudah pernah muncul kasus PMK, tetapi pedagang hewan ternak maupun para peternak tetap harus diedukasi kembali agar penularan PMK tidak meluas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetiyo didampingi Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Arin Nikmah di sela-sela edukasi kepada pedagang hewan ternak di Pasar Hewan Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Rabu.
Apalagi, kata dia, saat ini kasus PMK mulai bermunculan di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Kudus selama 2024 jumlah temuan PMK mencapai 135 kasus yang menjangkiti sapi maupun kerbau, sebanyak dua ekor sapi di antaranya dinyatakan mati, selebihnya banyak yang sembuh dan ada yang dipotong paksa. Sedangkan bulan Januari 2025 sudah ada temuan 18 kasus baru, sehingga patut menjadi kewaspadaan bersama.
Untuk itulah, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bersama TNI, Polri dan BPBD Kudus melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk percepatan pencegahan penyakit PMK.
Upaya paling efektif untuk pencegahan, yakni dengan melakukan vaksinasi hewan ternak, mencegah lalu lintas ternak ke luar daerah, serta menjaga kebersihan kandang.
"Untuk vaksinasi PMK, peternak di Kabupaten Kudus mulai sadar karena sebelumnya vaksinasi sudah menyasar 4.532 ekor hewan ternak baik sapi, kerbau, maupun kambing," ujarnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga membagikan cairan disinfektan kepada pedagang sekaligus peternak untuk menyemprot kandangnya agar terhindar dari penyebaran PMK.
Selain mengedukasi, pihaknya juga melakukan pemeriksaan hewan ternak, serta monitoring dan pengawasan guna memastikan ada tidaknya hewan ternak yang terjangkit PMK.
Dari hasil pemeriksaan hewan ternak di Pasar Hewan Gulang, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga menemukan adanya satu ekor sapi yang mengalami sariawan sebagai gejala awal terjadinya PMK.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Arin Nikmah menambahkan hewan ternak yang terindikasi klinis akan dilakukan pengobatan hingga sembuh dengan pemberian vitamin dan peternak diminta untuk mengisolasi ternak agar tidak menular.
"Di pasar hewan juga akan disiagakan tim dokter hewan dan petugas pemeriksa. Hal terpenting ketika ditemukan indikasi klinis segera hubungi kami agar cepat ditindaklanjuti," ujarnya.
Penyemprotan cairan disinfektan juga akan dilakukan terhadap hewan dan kendaraan yang masuk pasar, sedangkan saat pasar tutup juga akan dilakukan sterilisasi.
Untuk vaksinasi PMK, kata dia, pihaknya masih menunggu droping vaksin dari pemerintah pusat. Karena nantinya vaksinasi didasarkan pada temuan kasus PMK.
Baca juga: Pemkab Temanggung semprot disinfektan angkutan ternak guna cegah PMK