Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mewacanakan menambah sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan ketika sanksi sosial dan denda tidak memberikan dampak signifikan, yakni sanksi masuk kamar mayat dan keranda mobil ambulans.
"Tambahan sanksi tersebut, masih sebatas wacana. Ide tersebut muncul ketika bertemu dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), ngobrol-ngobrol bagaimana kalau sanksi ditambah dimasukkan kamar mayat dan keranda ambulans untuk efek jera saja," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M Hartopo di Kudus, Rabu.
Ia mengungkapkan masih melihat perkembangan dari penerapan Perbup Nomor 41/2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Martopo mengakui kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan belum meningkat signifikan, karena setiap petugas turun ke lapangan melakukan operasi masker maupun protokol kesehatan masih dijumpai pelanggaran.
Para pelanggar protokol kesehatan, lanjut dia, lebih memilih sanksi sosial dan administrasi, dibandingkan sanksi denda. "Kami juga berterima kasih kepada TNI dan Polri yang turut membantu pendisiplinan warga," ujarnya.
Baca juga: Jaga imunitas, pelajar Kudus diminta sempatkan diri berolahraga saat pandemi
Jika ternyata belum ada efek jera bagi masyarakat, kata dia, mau tidak mau akan dibahas kemungkinan menambah sanksi seperti itu, mengingat daerah lain juga sudah banyak yang menggunakan sanksi demikian.
Kalaupun diterapkan, lanjutnya, keranda dan tempat yang akan digunakan untuk menambah hukuman bagi pelanggar protokol kesehatan juga dipastikan harus steril dan akan disemprot dengan cairan disinfektan.
Untuk itu, dia berharap masyarakat turut mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat dengan 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan.
Ketika kedisplinan mematuhi protokol kesehatan tinggi, harapannya Kudus bisa keluar dari zona merah menjadi zona oranye dengan tingkat penularan COVID-19 sedang hingga bisa menuju zona kuning dengan penularan virus corona tingkat rendah.
Sanksi yang tertuang dalam Perbup Nomor 41/2020, meliputi sanksi denda untuk perorangan sebesar Rp50.000, untuk pelaku usaha dengan tingkat mikro dendanya sebesar Rp200 ribu, usaha kecil sebesar Rp400 ribu, usaha menengah sebesar Rp1 juta dan usaha besar sebesar Rp5 juta.
Selain denda, masyarakat juga bisa diberikan sanksi bersih-bersih fasilitas umum dengan memakai rompi bertuliskan "pelanggar prokes", sedangkan pelaku usaha bisa dijatuhi sanksi pencabutan izin usahanya.
Baca juga: 69,53 persen pasien COVID-19 di Kudus sembuh
Baca juga: Dinsos Kudus fasilitasi pengajuan santunan kematian akibat COVID-19
Berita Terkait
Dinkes Kudus ajak masyarakat galakkan PSN untuk cegah DBD
Jumat, 15 November 2024 16:27 Wib
BPBD Kudus sebar surat edaran untuk waspada bencana banjir dan longsor
Jumat, 15 November 2024 16:26 Wib
Penuhi syarat, KPU Kudus beri sertifikat tiga pemantau pilkada
Kamis, 14 November 2024 21:48 Wib
Pj Bupati Kudus ajak FKUB sukseskan Pilkada 2024
Kamis, 14 November 2024 21:35 Wib
SPBU di Kudus siap bantu pendaftaran QR Code di MyPertamina
Jumat, 15 November 2024 6:50 Wib
Bantuan keuangan untuk parpol di Kudus segera cair
Kamis, 14 November 2024 20:43 Wib
SMA NU Al-Ma'ruf Kudus dan SMAN 2 Kebumen juara voli UIN Walisongo
Kamis, 14 November 2024 18:38 Wib
Perluas jangkauan, TVS India buka dealer di Kudus
Kamis, 14 November 2024 18:03 Wib