Puluhan lukisan karya anak berkebutuhan khusus dipamerkan di UMP
Lukisan yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan karya anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai daerah seperti Banyumas, Purbalingga, Yogyakarta, dan Jakarta
Purwokerto (ANTARA) - Puluhan lukisan hasil karya 35 anak berkebutuhan khusus dipamerkan di lantai dasar Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, 6-8 Desember 2019.
Lukisan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut merupakan bagian dari pameran bertajuk "Sebelah Mata" Melawan Keterbatasan, Menembus Batas Impian yang diselenggarakan oleh Sekolah 7 Langit bersama Rumah Pipit dan UMP.
"Lukisan yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan karya anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai daerah seperti Banyumas, Purbalingga, Yogyakarta, dan Jakarta," kata Koordinator Acara yang juga Co Founder Sekolah 7 Langit Demas Adi Wicaksono.
Baca juga: Puluhan anak berkebutuhan khusus unjuk bakat melukisnya
Menurut dia, pameran lukisan bersama itu diselenggarakan dalam rangka Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember dan Hari Relawan setiap tanggal 5 Desember.
Ia mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu mewujudkan mimpi anak berkebutuhan khusus serta menggali potensi, minat, dan bakat mereka lewat media melukis.
"Selain pameran lukisan hasil karya anak berkebutuhan khusus yang disajikan oleh Tim Guru Seneng Sianu dan Sekolah 7 Langit ini juga akan disajikan pameran foto anak berkebutuhan khusus dalam menggapai mimpinya," kata dia menambahkan.
Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Lebih lanjut, Demas mengatakan kegiatan pameran lukisan serta melukis bersama tersebut didampingi sukarelawan dari berbagai profesi.
Menurut dia, hal itu ditujukan untuk memberikan sebuah pandangan atau keadaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus tersebut bahwa mereka ada di antara masyarakat.
"Mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang terkadang merasa tidak bisa seperti pada anak umumnya. Mereka merasa terasing dan kurang percaya diri. Tapi menurut saya, mereka hanya tidak menyadari keunikan yang dimilikinya," katanya.
Selain menampilkan pameran lukisan "Sebelah Mata", kata dia, dalam rangkaian acara dengan tema Special Needs Art Festival (SNAF) tersebut juha diisi dengan acara Temu Komunitas Pendidikan, Workshop and Parenting dengan tema Mengenal Anak dengan Bahasa Anak, melukis bersama anak berkebutuhan khusus, Motivition and Inspiring Talk "Melawan Keterbatasan Menembus Impian", Volunteer Talk, serta Visual Art Workshop. (Tgr)
Baca juga: UMP-Pemuda Muhammadiyah deklarasikan antimafia bola
Baca juga: Meriahkan Milad 107 Muhammadiyah, UMP Bersepeda Bersama masyarakat keliling Purwokerto
Lukisan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut merupakan bagian dari pameran bertajuk "Sebelah Mata" Melawan Keterbatasan, Menembus Batas Impian yang diselenggarakan oleh Sekolah 7 Langit bersama Rumah Pipit dan UMP.
"Lukisan yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan karya anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai daerah seperti Banyumas, Purbalingga, Yogyakarta, dan Jakarta," kata Koordinator Acara yang juga Co Founder Sekolah 7 Langit Demas Adi Wicaksono.
Baca juga: Puluhan anak berkebutuhan khusus unjuk bakat melukisnya
Menurut dia, pameran lukisan bersama itu diselenggarakan dalam rangka Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember dan Hari Relawan setiap tanggal 5 Desember.
Ia mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu mewujudkan mimpi anak berkebutuhan khusus serta menggali potensi, minat, dan bakat mereka lewat media melukis.
"Selain pameran lukisan hasil karya anak berkebutuhan khusus yang disajikan oleh Tim Guru Seneng Sianu dan Sekolah 7 Langit ini juga akan disajikan pameran foto anak berkebutuhan khusus dalam menggapai mimpinya," kata dia menambahkan.
Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Lebih lanjut, Demas mengatakan kegiatan pameran lukisan serta melukis bersama tersebut didampingi sukarelawan dari berbagai profesi.
Menurut dia, hal itu ditujukan untuk memberikan sebuah pandangan atau keadaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus tersebut bahwa mereka ada di antara masyarakat.
"Mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang terkadang merasa tidak bisa seperti pada anak umumnya. Mereka merasa terasing dan kurang percaya diri. Tapi menurut saya, mereka hanya tidak menyadari keunikan yang dimilikinya," katanya.
Selain menampilkan pameran lukisan "Sebelah Mata", kata dia, dalam rangkaian acara dengan tema Special Needs Art Festival (SNAF) tersebut juha diisi dengan acara Temu Komunitas Pendidikan, Workshop and Parenting dengan tema Mengenal Anak dengan Bahasa Anak, melukis bersama anak berkebutuhan khusus, Motivition and Inspiring Talk "Melawan Keterbatasan Menembus Impian", Volunteer Talk, serta Visual Art Workshop. (Tgr)
Baca juga: UMP-Pemuda Muhammadiyah deklarasikan antimafia bola
Baca juga: Meriahkan Milad 107 Muhammadiyah, UMP Bersepeda Bersama masyarakat keliling Purwokerto