Semarang (ANTARA) - Pameran Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) 2025 kembali digelar di Diamond Solo Convention Center, 20-22 Februari yang diisi dengan pembagian 1.000 kaos gratis kepada pengunjung.
Direktur Moremedia Bryan Whildan Arsaha, dalam pernyataan di Semarang, Kamis, menyampaikan bahwa IAPE menjadi pameran apparel decorate satu-satunya terbesar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
IAPE 2025 Solo sebagai even tahunan diselenggarakan oleh Moremedia dengan dukungan penuh dari BPP Asosiasi Pertextilan Indonesia (API) dan dan KOPI Grafika, dengan jam buka mulai pukul 10.00-19.00 WIB.
Ia menjelaskan bahwa tahun ini merupakan roadshow ke-12 dari pelaksanaan pameran IAPE, sejak pertama kali diselenggarakan di Solo pada tahun 2014.
Pameran IAPE akan menampilkan mesin dan perlengkapan pendukung produksi apparel, seperti bahan kain, alat dan perlengkapan sablon, mesin jahit, mesin bordir, mesin DTG, mesin DTF, mesin cutting, heat press, dan aneka ragam mesin digital printing (UV, sublime).
"Di IAPE ini juga akan berlangsung
ragam kegiatan pendukung seperti 'live demo', workshop, 'talkshow', 'business matching', dan akan dibagikan kaos gratis sejumlah 1.000 buah," katanya.
Direktur Akademi Textile Surakarta Wawan Ardi Subakdo mengatakan bahwa industri tekstil berskala besar hingga berkembang pesatnya usaha kecil menengah di Kota Solo menjadikan kota tersebut sebagai salah satu pusat perekonomian di Jateng.
Diselenggarakannya IAPE di Solo, kata dia, merupakan momentum yang dapat
dimanfaatkan bagi para pelaku bisnis untuk menemukan dan megoptimalkan peluang yang ada.
"Mereka juga bisa meng-'update' dan 'upgrade' lini bisnisnya, khususnya di bisnis produksi sandang/apparel seperti garment, konveksi, sablon, dan digital printing," katanya.
Sementara itu, pengurus Asosiasi Pertextilan Indonesia (API) BPP Jateng Lilik Setiawan menambahkan bahwa pameran IAPE memberikan gambaran secara komprehensif baik secara makro maupun mikro terkait situasi bisnis terkini.
Serta, tantangan teknologi beserta solusinya, dengan hadirnya perusahaan-perusahaan penyuplai maupun distributor yang telah memiliki rekam jejak pengalaman panjang dalam mendukung bisnis apparel.
Selain menjadi acuan bagi para pengusaha, ia mengatakan bahwa pameran tersebut juga menjadi daya tarik bagi ekosistem bisnis pendukung, seperti pengusaha distro, fashion designer, apparel online shop, hingga civitas akademika dan instansi kepemerintahan terkait.
"Solo sebagai kota yang menjadi barometer industri produksi pakaian dipilih untuk menjaga eksistensinya dan meningkatkan geliat industri produksi pakaian, baik itu untuk tingkat lokal regional dan nasional," katanya.