"Rangkaian kegiatan Hari Antikorupsi yang diselenggarakan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah akan dimulai Minggu (8/12) pagi, di Kawasan Simpang Lima Semarang," kata Inspektur Provinsi Jateng Hendri Santosa di Semarang, Rabu.
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Antikorupsi pada tahun ini diawali dengan jalan sehat dan kampanye gerakan antikorupsi, dilanjutkan senam bersama di depan komplek kantor Gubernur Jawa Tengah.
Di lokasi yang sama juga akan diselenggarakan pameran antikorupsi hasil kerja sama Inspektorat Jawa Tengah dengan Komunitas Peduli Antikorupsi (Kompak).
Seusai senam, kata dia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan menyapa dan berdialog dengan para pelajar dalam talk show Peringatan Hari Antikorupsi 2019.
"Nantinya para pelajar akan diajak untuk menuliskan harapannya tentang pemberantasan korupsi di Jawa Tengah dalam kertas. Kertas berisi harapan para pelajar tersebut nantinya akan disusun menjadi mosaik," ujarnya.
Keesokan harinya yakni pada Senin (9/12), Pemprov Jateng akan mengadakan upacara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2019 di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Seusai upacara akan diadakan deklarasi antikorupsi dari setiap organisasi pemerintah daerah (OPD), baik di lingkup Pemprov Jateng maupun di pemerintah kabupaten/kota.
"Setiap OPD dipersilakan membuat deklarasi antikorupsi sesuai kreasinya masing-masing dengan tema 'Bersama Melawan Korupsi Mewujudkan Indonesia Maju'," kata Hendri.
Inspektorat Provinsi Jateng juga akan mengumumkan pemenang kompetisi vlog dan penilaian sekolah berintegritas di Jawa Tengah.
"Di Jateng ada 23 sekolah berintegritas dan akan kami pilih satu yang terbaik. Kami juga akan memilih siswa yang bisa mengajarkan kepada teman-temannya tentang integritas antikorupsi untuk menjadi agen antikorupsi, sebagaimana slogan Jawa Tengah 'mboten korupsi, mboten ngapusi'," ujarnya.
Inspektorat Provinsi Jateng selama ini rutin menyelenggarakan sosialisasi antikorupsi ke berbagai lembaga pendidikan dan kegiatan tersebut terbagi dalam tiga kegiatan besar, yakni Inspektorat Goes to School, Inspektorat Goes to Campus dan Inspektorat Goes to Pondok Pesantren.
"Di Jateng sudah 30 sekolah dan lima perguruan tinggi yang pernah kami datangi untuk sosialisasi antikorupsi," katanya.(LHP)