"Saya usul ada ronda jenis baru di Jawa Tengah, bukan keamanan malam menghadapi maling, namun untuk memastikan siapa saja tetangga dan tamu di sekitar tempat tinggal masing-masing adalah orang baik-baik, serta tidak bermasalah," katanya di Semarang, Rabu.
Baca juga: Ganjar segera bentuk Satgas Sampah di setiap desa
Ganjar juga meminta semua elemen masyarakat untuk peduli dan peka dengan kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Menurut dia, hal itu dapat dilakukan dengan cara meningkatkan silaturahmi antarwarga termasuk dengan tamu yang datang.
"Dengan demikian, masyarakat menjadi mengerti, siapa tetangga mereka dan tamu mereka. Saya minta semua tokoh masyarakat dan aparatur pemerintahan level paling bawah seperti RT, dapat memantau dan menjalankan ini," ujarnya.
Dengan kekuatan sektor terkecil tersebut, lanjut Ganjar, maka gerak langkah kejahatan terorisme dapat terdeteksi sehingga kalau ada warga yang tidak mau bersosialisasi, tidak mau diajak ketemu, tidak mau kumpul, dapat diketahui sejak dini.
Baca juga: Densus 88 tangkap lagi terduga teroris, kali ini di Sragen
"Akan ketahuan siapa mereka, kepentingannya apa. Ini harus ditindaklanjuti, apakah didatangi, diberitahu dan dilakukan tindakan-tindakan lainnya," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu menilai, sangat sulit untuk mendeteksi atau mengelompokkan pelaku teror ada dimana, jaringan apa dan sebagainya karena mereka telah membaur dalam masyarakat.
Bahkan, tidak hanya pada masyarakat sipil, di lingkungan pemerintahan, pendidikan dan aparat penegak hukum seperti TNI/Polri juga sudah disusupi para pelaku.
"Mereka terus bergerilya menebarkan paham radikal dan menebar teror di masyarakat," ujarnya.
Ganjar menegaskan, semua tindak pidana terorisme dan gerakan radikal harus dimusnahkan.
"Masyarakat, pemerintah, aparat penegak hukum dan semua elemen harus bersatu dan berdiri tegak melawan dengan melakukan hal terbaik di bidang masing-masing," katanya.
Hal itu disampaikan Gubernur Ganjar menanggapi penangkapan suami istri di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, oleh Densus 88 Antiteror pada Selasa (15/10).(LHP)