Selama Ramadhan, Pasar Kampung Duku Purbalingga sediakan takjil
Jika uang yang ditukarkan tidak habis untuk berbelanja, bisa ditukar kembali dengan uang rupiah
Purbalingga (ANTARA) - Pasar Kampung Duku di Desa Kembaran Wetan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah yang mulai beroperasi,Minggu, selama Ramadhan menyediakan bahan dagangan takjil.
"Selama Bulan Puasa, pasar akan buka pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB. Jajanan yang dijual juga menyesuaikan yakni berbagai jenis takjil," kata Sarjono, salah seorang pengelola pasar di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang itu di Purbalingga, Minggu.
Setelah Lebaran nanti, kata dia, Pasar Kampung Duku akan buka satu kali dalam seminggu pada pukul 06.30-12.00 WIB dengan menyajikan berbagai kuliner khas pedesaan.
Ia mengatakan untuk membeli jajanan atau makanan khas pedesaan, pengunjung saat bertransaksi tidak langsung menggunakan mata uang rupiah. Pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya dengan uang "kleweng" dari tempurung yang telah disediakan pengelola Pasar Kampung Duku.
"Jika uang yang ditukarkan tidak habis untuk berbelanja, bisa ditukar kembali dengan uang rupiah," katanya.
Dia mengatakan makanan khas pedesaan yang dijual di Pasar Kampung Duku, antara lain cenil, lupis, combro, nagasari, dan dawet, dengan harga terjangkau.
Kepala Desa Kembaran Wetan Sumarno mengatakan desa yang dipimpinnya juga merupakan salah satu daerah penghasil duku meskipun yang lebih dikenal adalah duku Kalikajar yang dihasilkan desa tetangga, yakni Kalikajar.
Kendati menggunakan nama Pasar Kampung Duku, dia mengatakan pusat kuliner khas pedesaan itu tidak menjual duku.
"Buah duku itu musiman, setahun sekali, sekitar awal tahun. Di sini kami menjual jajanan dan makanan khas desa," katanya.
Selain untuk menggerakkan perekonomian warga, kehadiran Pasar Kampung Duku juga dapat menjadikan Desa Kembaran Wetan makin dikenal oleh masyarakat luas, sebagai kampung kuliner dan penghasil duku.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga Prayitno menyambut baik kehadiran Pasar Kampung Duku karena selain merupakan pusat kuliner khas pedesaan, juga telah berbasis digital.
"Pasar ini merupakan model pasar digital atau destinasi digital yang tengah digalakkan Kementerian Pariwisata. Model promosinya mengandalkan media digital, ada sejumlah 'spot selfie' yang 'instagramable' dan 'instagenic' bisa digunakan pengunjung untuk diabadikan dan tentunya diunggah di media sosialnya," katanya.
Bahkan, kata dia, setelah Lebaran, pengelola Pasar Kampung Duku akan menyuguhkan kesenian tradisional, seperti calung, "thek-thek", dan gamelan yang bisa dinikmati pengunjung sembari menikmati kuliner khas pedesaan di bawah rindang pohon bambu.
Selain itu, pengelola Pasar Kampung Duku juga menyediakan berbagai permainan tradisional yang dapat dimainkan anak-anak.
"Selama Bulan Puasa, pasar akan buka pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB. Jajanan yang dijual juga menyesuaikan yakni berbagai jenis takjil," kata Sarjono, salah seorang pengelola pasar di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang itu di Purbalingga, Minggu.
Setelah Lebaran nanti, kata dia, Pasar Kampung Duku akan buka satu kali dalam seminggu pada pukul 06.30-12.00 WIB dengan menyajikan berbagai kuliner khas pedesaan.
Ia mengatakan untuk membeli jajanan atau makanan khas pedesaan, pengunjung saat bertransaksi tidak langsung menggunakan mata uang rupiah. Pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya dengan uang "kleweng" dari tempurung yang telah disediakan pengelola Pasar Kampung Duku.
"Jika uang yang ditukarkan tidak habis untuk berbelanja, bisa ditukar kembali dengan uang rupiah," katanya.
Dia mengatakan makanan khas pedesaan yang dijual di Pasar Kampung Duku, antara lain cenil, lupis, combro, nagasari, dan dawet, dengan harga terjangkau.
Kepala Desa Kembaran Wetan Sumarno mengatakan desa yang dipimpinnya juga merupakan salah satu daerah penghasil duku meskipun yang lebih dikenal adalah duku Kalikajar yang dihasilkan desa tetangga, yakni Kalikajar.
Kendati menggunakan nama Pasar Kampung Duku, dia mengatakan pusat kuliner khas pedesaan itu tidak menjual duku.
"Buah duku itu musiman, setahun sekali, sekitar awal tahun. Di sini kami menjual jajanan dan makanan khas desa," katanya.
Selain untuk menggerakkan perekonomian warga, kehadiran Pasar Kampung Duku juga dapat menjadikan Desa Kembaran Wetan makin dikenal oleh masyarakat luas, sebagai kampung kuliner dan penghasil duku.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga Prayitno menyambut baik kehadiran Pasar Kampung Duku karena selain merupakan pusat kuliner khas pedesaan, juga telah berbasis digital.
"Pasar ini merupakan model pasar digital atau destinasi digital yang tengah digalakkan Kementerian Pariwisata. Model promosinya mengandalkan media digital, ada sejumlah 'spot selfie' yang 'instagramable' dan 'instagenic' bisa digunakan pengunjung untuk diabadikan dan tentunya diunggah di media sosialnya," katanya.
Bahkan, kata dia, setelah Lebaran, pengelola Pasar Kampung Duku akan menyuguhkan kesenian tradisional, seperti calung, "thek-thek", dan gamelan yang bisa dinikmati pengunjung sembari menikmati kuliner khas pedesaan di bawah rindang pohon bambu.
Selain itu, pengelola Pasar Kampung Duku juga menyediakan berbagai permainan tradisional yang dapat dimainkan anak-anak.