Pemkot Semarang berikan bantuan nelayan terdampak cuaca ekstrem
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah bakal memberikan bantuan kepada kalangan nelayan yang terdampak cuaca ekstrem yang membuat mereka tidak bisa melaut, perahunya mengalami kerusakan, hingga perahu hilang.
Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang Sih Rianung, di Semarang, Kamis, menyebutkan ada 24 perahu nelayan yang hanyut, dan satu perahu dilaporkan hilang karena belum ditemukan hingga sekarang.
Dari jumlah perahu nelayan yang terdampak cuaca ekstrem itu, kata dia, enam perahu mengalami kerusakan ringan, delapan perahu rusak sedang, dan lima perahu mengalami rusak berat.
"Ada mesin kapal yang mengalami kerusakan. Bahkan, ada dua mesin yang hilang dan ada alat tangkap, seperti jaring juga dilaporkan hilang," kata Anung, sapaan akrabnya.
Sesuai arahan Wali Kota Semarang, kata dia, Dinas Perikanan akan berkoordinasi secara intens dengan Dinas Sosial untuk penanganan pascabencana, khususnya terhadap masyarakat nelayan.
Apalagi, kata dia, ada sejumlah nelayan yang sampai saat ini belum bisa melaut karena cuaca buruk, termasuk ada yang rusak perahu dan peralatannya.
"Kami akan komunikasi dengan OPD (organisasi perangkat daerah) lainnya. Para nelayan ini enggak bisa melaut. Jadi, butuh bantuan sembako. Selama ini bantuan hanya berupa nasi bungkus," katanya.
Selain itu, kata Anung, perlu dibangun jembatan darurat bagi nelayan di wilayah RW 7, Mangkang Wetan, yang mereka butuhkan karena jembatan lama putus.
Jembatan yang selama ini menjadi penghubung wilayah tersebut, lanjut dia, putus karena terdampak banjir, padahal jembatan ini biasa digunakan untuk aktivitas nelayan dan sandar perahu.
"Kemarin juga ada evaluasi perlu dipasang alat peringatan dini banjir atau 'early warning system' di Sungai Plumbon dan Sungai Beringin, terutama yang dekat dengan kampung nelayan," pungkasnya.
Baca juga: PLTU Batang salurkan bantuan beras kepada 200 nelayan
Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang Sih Rianung, di Semarang, Kamis, menyebutkan ada 24 perahu nelayan yang hanyut, dan satu perahu dilaporkan hilang karena belum ditemukan hingga sekarang.
Dari jumlah perahu nelayan yang terdampak cuaca ekstrem itu, kata dia, enam perahu mengalami kerusakan ringan, delapan perahu rusak sedang, dan lima perahu mengalami rusak berat.
"Ada mesin kapal yang mengalami kerusakan. Bahkan, ada dua mesin yang hilang dan ada alat tangkap, seperti jaring juga dilaporkan hilang," kata Anung, sapaan akrabnya.
Sesuai arahan Wali Kota Semarang, kata dia, Dinas Perikanan akan berkoordinasi secara intens dengan Dinas Sosial untuk penanganan pascabencana, khususnya terhadap masyarakat nelayan.
Apalagi, kata dia, ada sejumlah nelayan yang sampai saat ini belum bisa melaut karena cuaca buruk, termasuk ada yang rusak perahu dan peralatannya.
"Kami akan komunikasi dengan OPD (organisasi perangkat daerah) lainnya. Para nelayan ini enggak bisa melaut. Jadi, butuh bantuan sembako. Selama ini bantuan hanya berupa nasi bungkus," katanya.
Selain itu, kata Anung, perlu dibangun jembatan darurat bagi nelayan di wilayah RW 7, Mangkang Wetan, yang mereka butuhkan karena jembatan lama putus.
Jembatan yang selama ini menjadi penghubung wilayah tersebut, lanjut dia, putus karena terdampak banjir, padahal jembatan ini biasa digunakan untuk aktivitas nelayan dan sandar perahu.
"Kemarin juga ada evaluasi perlu dipasang alat peringatan dini banjir atau 'early warning system' di Sungai Plumbon dan Sungai Beringin, terutama yang dekat dengan kampung nelayan," pungkasnya.
Baca juga: PLTU Batang salurkan bantuan beras kepada 200 nelayan