Semarang (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenakan batik karya siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri I Pemalang sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap anak berkebutuhan khusus.
Kemeja batik merah marun dengan tulisan warna putih "SLB Negeri I Pemalang" di bagian kerah yang dikenakan Ganjar seharian pada Rabu (13/2) itu bahkan menjadi perhatian banyak pihak yang melihatnya.
Orang yang pertama mengomentari batik tersebut adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),l Letjen Doni Manardo.
Saat menghadiri Rapat Koordinasi BPBD se-Jateng kompleks kantor Gubernur Jateng, Doni terlihat tertarik dengan kemeja batik yang dikenakan Ganjar.
"Ini batik yang dibuat oleh teman-teman difabel dari SLB Negeri I Pemalang. Tadi Pak Doni tertarik dan menanyakan batik yang saya pakai ini. Kata dia, batiknya keren, bagus," kata Ganjar saat ditemui di ruang kerjanya.
Seperti diketahui, Gubernur Jateng dua periode ini memang dikenal sangat mengapresiasi karya-karya penyandang disabilitas dan beberapa kali membeli hasil-hasil karya anak-anak difabel dalam berbagai kesempatan.
Ganjar bercerita pernah membeli batik ciprat karya anak-anak tunanetra yang sangat bagus dan memiliki nilai seni tinggi, serta membeli kerajinan tangan yang dibuat oleh penyandang disabilitas lainnya.
"Saya itu penggemar batik, kerajinan, apalagi kalau karya itu dihasilkan oleh teman-teman difabel, bagi saya itu memiliki makna luar biasa," ujarnya.
Menurut Ganjar, apa yang dilakukannya itu ternyata memiliki efek yang bagus karena banyak yang tertarik dengan batik buatan anak-anak difabel.
"Ada teman-teman dari Jakarta yang tertarik kemudian saya kasih. Mereka semuanya senang, bahkan ada yang meminta alamat pembuat batik ini. Jadi saya pakai ini juga promosi," katanya.
Hasil karya dari kalangan berkebutuhan khusus, lanjut Ganjar, tidak bisa dipandang sebelah mata sebab banyak karya yang sangat bagus dan tidak kalah saing dengan produk yang dibuat oleh masyarakat pada umumnya.
"Untuk itu, salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan mengapresiasi karya mereka dengan membeli atau memakai produk hasil kerajinan mereka. Itu yang selama ini saya lakukan, untuk itu saya pesan kepada masyarakat, mari kita apreiasi karya anak bangsa ini. Caranya bagaimana? ya 'tukunen' (membeli)," ujarnya.
Ganjar menyebutkan para penyandang difabilitas itu butuh ruang dan apresiasi sehingga kalau hal itu dapat diwujudkan, maka keberadaan para difabel itu akan terus ada, diakui, dan eksis.
"Harapannya mereka bisa hidup mandiri di kelak kemudian hari, dan bisa memroduksi karya-karya terbaiknya," katanya.(LHP)
Berita Terkait
SMKN 1 Warungasem jadi benteng pelestarian batik tulis Batang
Minggu, 15 Desember 2024 16:05 Wib
Wamenkop sebut koperasi batik solusi hadapi serbuan tekstil impor
Jumat, 13 Desember 2024 20:30 Wib
Pemkot Pekalongan masifkan gerakan cinta batik melalui lomba mewarnai
Senin, 9 Desember 2024 8:27 Wib
Rencang Batik X Jawabku gelar Seminar "Srawung Budaya dan Fashion Show"
Jumat, 6 Desember 2024 11:31 Wib
Pemkot Pekalongan: PBN diikuti UMKM asal Jatim dan Jabar
Kamis, 5 Desember 2024 13:50 Wib
Pemkot Pekalongan gelar Pekan Batik Nusantara 2024
Rabu, 4 Desember 2024 20:21 Wib
Kenalkan warisan budaya, DPW KJRI Dubai gelar fashion show batik
Selasa, 26 November 2024 16:59 Wib
Wisatawan mancanegara kunjungi Kampoeng Batik Semarang
Minggu, 10 November 2024 15:21 Wib