Semarang (Antaranews Jateng) - Pengamanan web dan sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI wajib ditingkatkan agar data hasil Pemilu 2019 tidak dimanipulasi oleh peretas, kata pakar keamanan siber Doktor Pratama Persadha.
Menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Senin pagi, Pratama memandang penting pengamanan web KPU meski Indonesia tidak menganut pemilu elektronik, atau hasil sah adalah penghitungan manual surat suara.
Namun, untuk kepentingan informasi publik, lanjut Pratama, KPU melakukan penghitungan cepat, kemudian mengumumkan hasil sementara pemilu itu lewat website, seperti pemilihan umum sebelumnya.
"Oleh karena itu, jangan sampai ulah peretas yang manipulasi hasil hitung cepat Pemilu 2019 membuat kegaduhan di tengah publik," kata Pratama yang pernah sebagai Ketua Tim Lembaga Sandi Negara (sekarang BSSN) Pengamanan Teknologi Informasi (TI) KPU pada Pemilu 2014.
Hal itu mengingat, katanya lagi, informasi hitung cepat KPU akan menjadi rujukan publik dan kontestan pemilu, baik pemilu anggota legislatif maupun Pemilu Presiden RI, 17 April 2019.
Menyinggung kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) ganda pada data pemilih, Pratama mengatakan bahwa KTP-el ganda memang rawan terjadi, apalagi bila ada KTP-el palsu.
Namun, ini sebenarnya tidak terkait dengan sistem TI KPU meski data pemilih terdapat dalam web penyelenggara pemilu tersebut. Misalnya, verifikasi orang meninggal, seharusnya ada di Dukcapil.
Terkait dengan tempat pemungutan suara (TPS) fiktif, menurut dia, seharusnya tidak terjadi. Karena dengan penghitungan manual, rekayasa suara tidak terjadi dengan masif.
"Bila dengan pemilu elektronik, bisa saja penambahan suara sampai jutaan pemilih," kata Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC).
Secara umum pengamanan sistem TI KPU, kata Pratama, harus melibatkan pihak lain, terutama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), cyber crime Polri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Koordinasi dan pengecekan berkala harus dilakukan sebagai tindakan preventif," kata Pratama yang pernah menjadi Wakil Ketua Tim Lemsaneg Pengamanan Pesawat Kepresidenan RI.
Berita Terkait
Pakar: Regulasi AI harus cakup perlindungan data
Selasa, 19 November 2024 17:21 Wib
Pakar : AI dan "big data" mampu bantu tanggulangi judi "online"
Kamis, 14 November 2024 20:44 Wib
Target pajak KPP Pratama Magelang capai 72 persen
Selasa, 29 Oktober 2024 16:42 Wib
Polisi telusuri aset jaringan Fredy Pratama penyelundup 70,76 kg sabu
Kamis, 24 Oktober 2024 10:22 Wib
Seratusan pegawai KPP Pratama Kabupaten Temanggung tes urine
Selasa, 24 September 2024 15:46 Wib
KPP Pratama Batang jelaskan aspek perpajakan pengalihan hak atas tanah bangunan
Kamis, 12 September 2024 16:26 Wib
Rangkul pemangku pajak, KPP Pati gelar forum konsultasi publik
Jumat, 6 September 2024 13:39 Wib
Azizah Salsha laporkan akun penyebar hoaks dan fitnah ke Bareskrim
Kamis, 22 Agustus 2024 14:54 Wib