Rektor Undip: Pendidikan Vokasi Bukan Lapis Kedua
Semarang, ANTARA JATENG - Rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof Yos Johan Utama menegaskan pendidikan vokasional, termasuk di perguruan tinggi bukanlah "second layer" atau lapis kedua.
"Selama ini masih banyak yang menganggap pendidikan diploma atau vokasional sebagai `second layer`, di bawah pendidikan sarjana," kata Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Undip itu di Semarang, Rabu.
Hal tersebut diungkapkannya usai membuka "International Conference of Vocational Studies On Appplied Reseacrh (ICoVAR) 2017 yang diprakarsasi Sekolah Vokasi Undip di Hotel Aston Semarang.
Padahal, kata dia, di negara-negara lain "mindset"-nya sudah berubah karena pendidikan vokasional justru menjadi tiang utama inovasi untuk kemajuan dan perkembangan negara tersebut.
"Di negara-negara lain, sekolah vokasi justru melebihi atau di atas akademisi. Makanya, Undip bersiap mengembangkan sekolah vokasi. Ya, sekarang memang sudah ada, yakni diploma tiga (D-3)," katanya.
Ia menjelaskan Sekolah Vokasi Undip memang baru setahun ini berdiri yang merupakan penyatuan dari pendidikan-pendidikan diploma yang sebelumnya berada di bawah fakultas yang ada di Undip.
"Sekolah Vokasi Undip memang baru setahun ini. Dulunya, pecahan-pecahan kecil, pendidikan diploma (D-3) dipecah tiga, kemudian dijadikan satu," kata mantan Dekan FH Undip tersebut.
Ke depan, kata dia, Undip berencana mengembangkan sekolah vokasi tidak hanya sampai jenjang D-3, melainkan hingga D-4 atau sarjana sains terapan, termasuk pendidikan S-2 dan S-3 sains terapan.
Menurut Yos, lulusan sekolah vokasi ini yang justru langsung diserap dunia kerja, berbeda dengan lulusan dari program sarjana yang kadang harus beberapa level untuk sampai praktisi.
Sementara itu, Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Budiyono mengatakan sekolah vokasi yang dipimpinnya siap menunjang visi Undip untuk menjadi universitas riset unggul pada 2020.
"Sejalan dengan visi Undip itu, Sekolah Vokasi Undip juga memiliki visi ingin menjadi pusat pendidikan vokasi atau terapan yang unggul dan bertaraf internasional pada 2020," katanya.
Oleh karena itu, Budiyono mengatakan sampai saat ini Sekolah Vokasi Undip terus menyiapkan pencapaian visi tersebut, salah satunya dengan menggelar konferensi internasional pendidikan vokasi itu.
"Selama ini masih banyak yang menganggap pendidikan diploma atau vokasional sebagai `second layer`, di bawah pendidikan sarjana," kata Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Undip itu di Semarang, Rabu.
Hal tersebut diungkapkannya usai membuka "International Conference of Vocational Studies On Appplied Reseacrh (ICoVAR) 2017 yang diprakarsasi Sekolah Vokasi Undip di Hotel Aston Semarang.
Padahal, kata dia, di negara-negara lain "mindset"-nya sudah berubah karena pendidikan vokasional justru menjadi tiang utama inovasi untuk kemajuan dan perkembangan negara tersebut.
"Di negara-negara lain, sekolah vokasi justru melebihi atau di atas akademisi. Makanya, Undip bersiap mengembangkan sekolah vokasi. Ya, sekarang memang sudah ada, yakni diploma tiga (D-3)," katanya.
Ia menjelaskan Sekolah Vokasi Undip memang baru setahun ini berdiri yang merupakan penyatuan dari pendidikan-pendidikan diploma yang sebelumnya berada di bawah fakultas yang ada di Undip.
"Sekolah Vokasi Undip memang baru setahun ini. Dulunya, pecahan-pecahan kecil, pendidikan diploma (D-3) dipecah tiga, kemudian dijadikan satu," kata mantan Dekan FH Undip tersebut.
Ke depan, kata dia, Undip berencana mengembangkan sekolah vokasi tidak hanya sampai jenjang D-3, melainkan hingga D-4 atau sarjana sains terapan, termasuk pendidikan S-2 dan S-3 sains terapan.
Menurut Yos, lulusan sekolah vokasi ini yang justru langsung diserap dunia kerja, berbeda dengan lulusan dari program sarjana yang kadang harus beberapa level untuk sampai praktisi.
Sementara itu, Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Budiyono mengatakan sekolah vokasi yang dipimpinnya siap menunjang visi Undip untuk menjadi universitas riset unggul pada 2020.
"Sejalan dengan visi Undip itu, Sekolah Vokasi Undip juga memiliki visi ingin menjadi pusat pendidikan vokasi atau terapan yang unggul dan bertaraf internasional pada 2020," katanya.
Oleh karena itu, Budiyono mengatakan sampai saat ini Sekolah Vokasi Undip terus menyiapkan pencapaian visi tersebut, salah satunya dengan menggelar konferensi internasional pendidikan vokasi itu.