Jakarta, Antara Jateng - Ketua Ad-Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar akan
meminta jaminan dari pemerintah dalam hal ini Kemenpora terkait
pencabutan pembekuan PSSI sebelum dirinya menjadi wakil untuk melakukan
komunikasi dengan induk organisasi sepak bola dunia atau FIFA.
Pernyataan
pria yang juga Ketua Dewan Kehormatan PSSI itu disampaikan di sela
syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) PSSI ke-86 di Stadion Utama Gelora Bung
Karno, Jakarta, Selasa.
"Saya tidak ingin terkecoh lagi. Saya
hanya akan berangkat bertemu FIFA jika ada jaminan surat tertulis
pembekuan PSSI dicabut. Saya merasa sudah tiga kali tertipu tentang
masalah ini," kata Agum Gumelar dengan tegas.
Informasi yang
berkembang, Agum Gumelar akan menjadi wakil Indonesia untuk melakukan
pertemuan dengan FIFA. Selain mantan menteri perhubungan ini, yang akan
dikirim adalah Ketua KOI Erick Thohir. Pertemuannya sendiri,
diperkirakan berlangsung 25 April nanti.
Agum Gumelar
menjelaskan, selama ini pihaknya terus berusaha untuk menyelesaikan
permasalahan sepak bola nasional. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan
dengan Presiden Joko Widodo sebanyak dua kali dan satu diantaranya
bersama dengan Menpora Imam Nahrawi.
Dari pertemuan tersebut,
kata dia, sebenarnya sudah ada titik temu pencabutan pembekuan PSSI.
Hanya saja, hasil pertemuan itu belum direalisasikan dan bahkan memicu
polemik baru yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan baik.
"Sampai
saat ini pencabutan pembekuan belum dilakukan. Sudah satu tahun. Banyak
yang dirugikan dari kondisi seperti ini," kata pria yang mantan Ketua
Umum PSSI itu.
Permasalahan pembekuan PSSI ini sebenarnya sudah
masuk ranah hukum. Federasi sepak bola Indonesia menggugat ke PTUN dan
menang. Bahkan, pada tingkatan kasasi di Mahkamah Agung ini juga
dimenangkan oleh lembaga yang dipimpin La Nyalla Mattalitti ini.
Hanya
saja, keputusan kasasi ini belum dijalankan oleh pihak Kemenpora.
Pihaknya berharap, putusan Mahkamah Agung ini segera dijalankan demi
bergeliatnya lagi persepakbolaan nasional yang dalam satu tahun terakhir
vakum meski masih ada beberapa turnamen yang digelar.
"Turnamen
hanya diikuti tim elite. Persib lagi, Persija lagi atau Arema.
Seharusnya semua harus berjalan termasuk pembinaan. Begitu juga dengan
program untuk wasit ataupun pelatih yang juga terkena imbas," kata Agum
menegaskan.