Itulah pengakuan akademisi Fitriyah. Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Jawa Tengah menyingkap sedikit hasil risetnya ketika menghadiri rapat pembentukan Lembaga Pemantau Pemilu (LPP) di Kantor PWI Cabang Jateng, pekan lalu.
Fitriyah belakangan ini memang sibuk meneliti peran botoh dalam pilkada. Bahkan ia mengaku beberapa kali mengikuti perjalanan botoh ketika memasuki lingkaran satu para kandidat.
Penelitian botoh pilkada tersebut digunakan Fitriyah untuk menulis disertasi S-3 di almamaternya, Undip.
Oleh karena itu, ketika ia ditawari duduk di Dewan Etik LPP, ia tidak serta merta mengiyakan karena khawatir terjadi konflik kepentingan dengan para pihak yang saat ini tengah menjadi subjek penelitiannya.
"Saya merasa terhormat diajak masuk ke Dewan Etik LPP, tapi saya harus mempertimbangan dengan serius tawaran tersebut," katanya
Koleganya di FISIP Undip, Mochamad Yulianto, menambahkan keberadaan botoh dalam banyak pilkada memang nyata. Akan tetapi, tidak semuanya hanya ingin bertaruh menang uang taruhan.
"Di antara mereka (botoh), ada pula yang berniat belajar politik dengan cara memasuki lingkaran calon kepala daerah," katanya.