"Untuk cabang wushu, Jateng memang masih mengandalkan nomor sanda," kata Sudarsono.
Menurut dia, di nomor ini produktivitas untuk mencetak atlet andal realtif bisa berjalan dan salah satunya dengan keberadaan Pusat Pembibitan dan Latihan Pelajar (PPLP).
Ia mengatakan para penghuni PPLP atau alumnus PPLP cenderung memiliki teknik yang lebih memadai dibandingkan dengan atlet tanpa sentuhan secara terprogram dan berkesinambungan.
"Kenyataan di lapangan, atlet-atlet PPLP justru lebih menguasai teknik dibanding atlet non-PPLP. Pada babak kualifikasi Porprov Jateng di Semarang beberapa waktu lalu, mantan atlet PPLP begitu mudah mengalahkan lawan-lawannya," katanya.
Sementara itu, untuk nomor taulo (kerapihan jurus), lanjut dia, masih harus belajar dari empat provinsi yang selama ini mendominasi untuk nomor ini, yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta.
"Kami memang masih kalah dalam hal totalitas membina taulo. Sumut, misalnya, bagaimana daerahnya masih aktif mendorong atletnya berlatih di China, kemudian DKI Jakarta ditopang motivasi kuat dari para orang tu, kemudian Jatim ternyata pelaku olahraganya sangat 'gila'," katanya.
Ia mengatakan, meskipun Jateng memiliki sejumlah pelatih yang berpengalaman seperti Sutantyo dan Eko Sapuhan, serta sarana latihan yang representatif ternyata belum cukup melahirkan atlet bertalenta tinggi.
"Kami masih perlu upaya super keras dan dukungan banyak pihak agar cabang olahraga wushu nomor taulo mampu bersaing di kancah nasional," katanya.
Wakil Sekum Pengprov WI Jateng Henny Setyawati mengakui Jateng kaya atlet nomor sanda junior yang kelak bisa diproyeksikan tampil pada PON 2016.
Menurut dia, atlet junior yang memiliki daya saing di tingkat nasional di antaranya Naomi Septiana, Ratih Erlina, Larasati Dayu, dan Annisa Mawar (putri), sedangkan di kelompok putra ada Yusuf Widianto, M Bagus Hanafi, dan Puja Riyaya.
"Kaderisasi atlet sanda cukup terbantu dengan adanya PPLP. Mereka masih bisa diproyeksikan untuk PON berikutnya," katanya.
Ia menambahkan bahwa dalam rangka memberi kesinambungan pembinaan, Jateng berencana menggelar kejurda wushu junior untuk nomor taulo (9-12 Mei), sedangkan sanda (18-19 Mei).

