Semarang (ANTARA) - Mohammad Saleh yang saat ini menjabat sebagai Bendahara DPD Partai Golkar Jawa Tengah menjadi kandidat terkuat calon Ketua DPD Partai Golkar Jateng periode 2025-2030, setelah muncul sebagai calon tunggal.
Ketua Sterring Committee (SC) Pendaftaran Calon Ketua DPD Partai Golkar Jateng Yusuf Hidayat, di Semarang, Kamis malam, menyebutkan Saleh menjadi satu-satunya calon yang mendaftar.
Saleh akan dimunculkan sebagai satu-satunya calon ketua pada Musyawarah Daerah (Musda) Ke XI DPD Partai Golkar yang berlangsung pada Jumat.
"Beliau (Saleh) mendapat dukungan penuh dari DPD II se-Jawa Tengah ada 35, kemudian ditambah ormas yang mendirikan dan didirikan oleh Partai Golkar," katanya.
Saleh menerima 39 mandat resmi dari jumlah 41 suara DPD di kabupaten/kota se-Jateng dan organisasi masyarakat sayap Partai Golkar.
"Kami memang berharap ada lebih dari satu calon karena pendaftaran kami buka seluas-luasnya untuk para kader. Tapi ini Mas Saleh kok sudah mengantongi 39 suara sah, dua sisanya menyusul," katanya.
Yusuf juga menekankan kembali posisi Golkar sebagai partai tengah yang tetap berpegang pada Pancasila dan UUD 1945.
"Kami tidak terjebak ke kiri atau ke kanan. Partai Golkar tetap berada di jalur tengah," katanya.
Dalam pernyataannya usai mendaftar, Mohammad Saleh menyampaikan bahwa seluruh berkas pendaftaran telah dilampirkan dan bersyukur sudah dinyatakan sah.
Menurut dia, keinginannya untuk memperkuat konsolidasi internal partai yang membuatnya melangkah maju sebagai calon Ketua DPD Partai Golkar Jateng.
"Seandainya terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah, pertama (yang dilakukan) kami akan konsolidasi menata organisasi," kata Wakil Ketua DPRD Jateng itu.
Utamanya, melakukan konsolidasi menyeluruh hingga ke tingkat kelurahan bahkan RT/RW, serta melakukan audit organisasi untuk memperkuat struktur partai di semua level.
Prosesi pendaftaran saleh yang berlangsung di Kantor DPD Partai Golkar Jateng juga berlangsung meriah, diiringi dengan musik rebana dan tarian tradisional kuda lumping.
Ia mengatakan bahwa rebana dan kuda lumping merupakan simbol keseimbangan bahwa ke depan akan menggandeng kelompok keagamaan dan memberikan ruang bagi komunitas kesenian rakyat.
"Kami akan menggandeng kelompok keagamaan dan memberikan ruang kepada kesenian rakyat, seni tradisional. Itu adalah bagian dari keinginan Partai Golkar untuk bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan dengan rakyat di masa yang akan datang," katanya.