Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang membangun Rumah Inspirasi sebagai fasilitas layanan yang mengintegrasikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam rangka menciptakan masyarakat yang adil dan setara.
Rumah Inspirasi itu merupakan realisasi program-program 100 hari pertama masa kerja bersama wakilnya, Iswar Aminuddin, kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti pada peletakan batu pertama pembangunan Rumah Inspirasi di Kantor Kecamatan Mijen, Kota Semarang di Semarang, Jumat.
"Rumah Inspirasi ini bukan soal bangunan berukuran 6x15 meter, tetapi lebih tentang tempat tinggal berpenghuni, penuh kehangatan, kedamaian, dan bergotong royong untuk membantu serta mendukung teman-teman disabilitas dapat maju bersama. Jadi yang kami buat itu 'home', bukan 'house'," katanya.
Menurut dia, alasan pemilihan Kecamatan Mijen sebagai "pilot project" pembangunan Rumah Inspirasi adalah mendekatkan akses penyandang disabilitas dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mijen, selain upaya pemerataan infrastruktur pembangunan.
"Karena dekat dengan RSUD Mijen, harapannya bisa memudahkan teman-teman disabilitas mendapatkan layanan kesehatan di sana, baik fisik maupun mental, sekaligus memacu Pemkot Semarang untuk membangun dan memperkuat RSUD Mijen menjadi rumah sakit yang besar, lengkap, dan modern," katanya.
Ia mengakui bahwa Kota Semarang telah memiliki sejumlah inovasi bangunan yang mengedepankan pelayanan, perlindungan, dan pemberdayaan perempuan, anak, dan disabilitas seperti Rumah Duta Revolusi Mental, pusat pembelajaran keluarga "Puspaga Semar", Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak, Rumah Difabel "Semar Cakep, dan Rumah Layanan Autis.
Namun, layanan tersebut masih berada di Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Pedurungan, sementara 14 kecamatan lainnya belum memiliki fasilitas serupa.
"Kami ingin membangun fasilitas layanan yang mengintegrasikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam rangka menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Oleh karenanya, Kecamatan Semarang Barat dan 14 kecamatan lainnya nanti kami bangun Rumah Inspirasi secara bertahap selama lima tahun ke depan," ujarnya.
Ia mengatakan Pemkot Semarang pun telah membuat skema program Rumah Inspirasi yang menekankan pada aspek pendidikan, kreativitas, pemberian motivasi, dan pelatihan bagi penyandang difabel yang terintegrasi dengan layanan kesehatan.
"Konsep Rumah Inspirasi ini menitikberatkan pada edukasi, konseling, terapi, dan rujukan ke fasilitas lanjutan. Nanti, dibuat ruangan-ruangan agar anak-anak inklusi yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah umum, mereka bisa menerima pelajaran di sini," katanya.
Selain itu, kata dia, ada kegiatan yang bisa meningkatkan kreativitas, kapasitas, dan kapabilitas mereka sesuai dengan "passion" masing-masing, serta layanan kesehatan fisik dan mental.
Pada kesempatan tersebut, Agustina juga mengungkapkan suka citanya atas keberhasilan Dinas Sosial Kota Semarang dan Kecamatan Mijen dalam mengomunikasikan Rumah Inspirasi kepada sejumlah pihak.
Di antaranya, Himpunan Psikologi Indonesia (Himsi) Kota Semarang, Himpunan Masyarakat Inklusi, hingga para orang tua yang memiliki putra-putri disabilitas.
"Kami mohon dukungannya untuk Rumah Inspirasi sebab kami tidak bisa menjalankan ini sendirian. Mudah-mudahan ini menjadi jawaban masyarakat atas harapan mewujudkan Kota Semarang yang sudah hebat makin hebat lagi," pungkasnya.
Baca juga: Sentra Satria Baturraden berikan layanan terapi gratis bagi difabel