Kudus (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawab Tengah segera menyisir bangunan sekolah yang mengalami kerusakan, menyusul masih adanya laporan sekolah rusak hingga membuat siswanya harus pindah ruang kelas untuk belajar mengajar.
"Secepatnya dilakukan penyisiran, terutama bangunan sekolah yang atapnya masih menggunakan kayu karena dengan usia saat ini tentunya rawan rusak," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada didampingi Kabid Pendidikan Dasar Anggun Nugroho ditemui di sela-sela meninjau plafon ruang guru yang ambrol di SD 2 Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus, Senin.
Ia mengakui sudah mengusulkan anggaran perbaikan bangunan sekolah pada tahun anggaran 2024 dengan alokasi sebesar Rp23,79 miliar untuk memperbaiki 115 SD dan SMP.
Hanya saja, kata dia, anggaran yang tersedia memang belum mencukupi, karena ternyata masih banyak sekolah yang melaporkan adanya kerusakan ruang kelas maupun ruang guru.
Seperti halnya di SD 2 Ngembalrejo, kata dia, plafon ruang guru maupun atap mengalami kerusakan parah, sehingga turut mengakibatkan adanya kerusakan atap bangunan dua ruang sebelahnya yang merupakan ruang laboratorium dan ruang kelas 2.
"Pasalnya atap bangunannya masih menggunakan rangka kayu dan saling terkait. Kami menunggu petunjuk dari Pj Bupati Kudus, namun dengan sisa waktu yang ada tidak memungkinkan diperbaiki tahun ini," ujarnya.
Menurut dia usulannya lebih tepat diajukan pada APBD 2025, karena masih ada tahap perencanaan untuk mengetahui kebutuhan anggarannya.
Untuk itulah, kata dia, perlu dilakukan penyisiran untuk diusulkan perbaikan guna diganti dengan atap berbahan baja ringan agar lebih awet.
Guru kelas 3 SD 2 Ngembalrejo Mardi Susanto didampingi Pelaksana tugas Kepala SD 02 Ngembalrejo Supriyanto mengungkapkan dua ruang kelas merupakan bangunan lama, sedangkan lainnya sudah mendapatkan perbaikan pada tahun 2020.
"Pada tahun 2018 kami mengajukan perbaikan empat lokal kelas, namun hanya mendapatkan bantuan Rp90 juta. Akhirnya hanya dipakai untuk peninggian dan penggantian plafon dengan baja ringan dan atap bangunan masih rangka kayu," ujarnya.
Pihak sekolah kemudian mengajukan kembali tahun 2024, mengingat atap bangunan ruang guru mengalami kerusakan parah. Demikian halnya ruang laboratorium dan ruang kelas di sebelahnya ikut terdampak meskipun sudah ada perbaikan sebelumnya.
Ia memperkirakan ruang guru tersebut rusak sejak bulan Agustus 2024. Saat kejadian memang tidak ada korban karena sudah sejak 2021 tidak digunakan mengingat ada kerusakan bagian atap guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Plafon ruang kelas SDN 1 Terban di Kecamatan Jekulo Kudus ambrol