PBNU: GKMNU sudah terbentuk di 30 ribu desa
Semarang (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebutkan saat ini sudah terbentuk Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) di lebih dari 30 ribu desa di Indonesia.
"Alhamdulillah PBNU sudah berhasil membentuk satuan tugas untuk GKMNU di lebih dari 30 ribu desa di tujuh provinsi dan masih akan berlanjut," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya saat pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Masa Khidmat 2024-2029 di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Menurut dia, PBNU akan melakukan konsolidasi secara nasional, dan PWNU Jateng akan menjadi bagian dari keseluruhan desain nasional yang sedang dibangun hingga tingkat kepemimpinan paling bawah.
"Kami sedang membuat wadah-wadah kelembagaan untuk operasionalisasi dari konsolidasi itu, seperti misalnya dengan apa yang kami sebut keluarga maslahat NU (GKMNU, red.)," katanya.
GKMNU, kata dia, akan menjadi wadah semua agenda yang bisa menjadi komunikasi dua arah untuk menciptakan umpan balik antara NU dengan masyarakat hingga di tingkat bawah.
"Bukan hanya warga NU saja, tapi dengan seluruh masyarakat sampai di tingkat desa, di 'grassroot'. Saya kira nanti pengurus ini akan sehari-hari berhubungan dan bekerja bersama dengan warga di tingkat keluarga di desa-desa," katanya.
Sementara itu Ketua PWNU Jateng KH Abdul Ghaffar Rozin menegaskan komitmennya untuk melaksanakan segala amanah dan menerjemahkan visi-misi dan program PBNU, termasuk menjaga konstitusi NU.
"Apa yang dilakukan PWNU Jawa Tengah adalah menjalankan amanah dari PBNU, termasuk menjaga konstitusi NU," kata sosok yang akrab disapa Gus Rozin tersebut.
Selain itu, PWNU juga berkomitmen untuk melaksanakan amanah konferensi wilayah (konferwil) dan meneruskan program yang telah dijalankan oleh kepengurusan masa khidmat sebelumnya.
Dalam menjalankan program itu, kata dia, PWNU Jateng terbuka untuk berkomunikasi dengan siapa saja dalam rangka mengembangkan memajukan masyarakat Jateng.
Sementara itu, Rektor Unissula Semarang Prof Gunarto merasa bangga karena kampus yang dipimpinnya diberi kepercayaan sebagai tempat pelantikan pengurus PWNU Jateng Masa Khidmat 2024-2029.
Sebagai salah satu organisasi keagamaan dan kemasyarakatan terbesar di Indonesia, kata Gunarto yang menjabat sebagai A'wan di PWNU Jateng, NU telah menunjukkan proses pengkaderan yang damai, penuh kegembiraan, dan khidmat.
"Jika mengenang sejarah awal mula berdirinya NU maka kita akan dapat mengambil pelajaran penting yang terus dan tetap relevan hingga hari ini dalam menjawab berbagai problematika umat, bangsa, dan problematika dunia internasional," katanya.
Pelantikan PWNU Jateng dihadiri oleh 2.300 undangan dari perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Jateng.
Turut hadir, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Rais Syuriah PBNU KH Aniq Muhammadun, Katib Aam KH Akhmad Said Asrori, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum H Gudfan Arif.
Selain itu, hadir pula Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sujana, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Daroji, dan Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Bambang Tri Bawono.
Baca juga: Ketum PBNU : Permintaan maaf Jokowi tunjukkan pemimpin yang baik
"Alhamdulillah PBNU sudah berhasil membentuk satuan tugas untuk GKMNU di lebih dari 30 ribu desa di tujuh provinsi dan masih akan berlanjut," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya saat pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Masa Khidmat 2024-2029 di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Menurut dia, PBNU akan melakukan konsolidasi secara nasional, dan PWNU Jateng akan menjadi bagian dari keseluruhan desain nasional yang sedang dibangun hingga tingkat kepemimpinan paling bawah.
"Kami sedang membuat wadah-wadah kelembagaan untuk operasionalisasi dari konsolidasi itu, seperti misalnya dengan apa yang kami sebut keluarga maslahat NU (GKMNU, red.)," katanya.
GKMNU, kata dia, akan menjadi wadah semua agenda yang bisa menjadi komunikasi dua arah untuk menciptakan umpan balik antara NU dengan masyarakat hingga di tingkat bawah.
"Bukan hanya warga NU saja, tapi dengan seluruh masyarakat sampai di tingkat desa, di 'grassroot'. Saya kira nanti pengurus ini akan sehari-hari berhubungan dan bekerja bersama dengan warga di tingkat keluarga di desa-desa," katanya.
Sementara itu Ketua PWNU Jateng KH Abdul Ghaffar Rozin menegaskan komitmennya untuk melaksanakan segala amanah dan menerjemahkan visi-misi dan program PBNU, termasuk menjaga konstitusi NU.
"Apa yang dilakukan PWNU Jawa Tengah adalah menjalankan amanah dari PBNU, termasuk menjaga konstitusi NU," kata sosok yang akrab disapa Gus Rozin tersebut.
Selain itu, PWNU juga berkomitmen untuk melaksanakan amanah konferensi wilayah (konferwil) dan meneruskan program yang telah dijalankan oleh kepengurusan masa khidmat sebelumnya.
Dalam menjalankan program itu, kata dia, PWNU Jateng terbuka untuk berkomunikasi dengan siapa saja dalam rangka mengembangkan memajukan masyarakat Jateng.
Sementara itu, Rektor Unissula Semarang Prof Gunarto merasa bangga karena kampus yang dipimpinnya diberi kepercayaan sebagai tempat pelantikan pengurus PWNU Jateng Masa Khidmat 2024-2029.
Sebagai salah satu organisasi keagamaan dan kemasyarakatan terbesar di Indonesia, kata Gunarto yang menjabat sebagai A'wan di PWNU Jateng, NU telah menunjukkan proses pengkaderan yang damai, penuh kegembiraan, dan khidmat.
"Jika mengenang sejarah awal mula berdirinya NU maka kita akan dapat mengambil pelajaran penting yang terus dan tetap relevan hingga hari ini dalam menjawab berbagai problematika umat, bangsa, dan problematika dunia internasional," katanya.
Pelantikan PWNU Jateng dihadiri oleh 2.300 undangan dari perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Jateng.
Turut hadir, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Rais Syuriah PBNU KH Aniq Muhammadun, Katib Aam KH Akhmad Said Asrori, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum H Gudfan Arif.
Selain itu, hadir pula Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sujana, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Daroji, dan Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Bambang Tri Bawono.
Baca juga: Ketum PBNU : Permintaan maaf Jokowi tunjukkan pemimpin yang baik