Pemkab Purbalingga gandeng Bulog-Puspahastama gelar operasi pasar
Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menggandeng Perum Bulog Cabang Banyumas dan Perumda Puspahastama untuk menggelar operasi pasar dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di wilayah itu.
Saat melepas keberangkatan armada pengangkut 10 ton beras untuk keperluan SPHP di halaman Pendopo Dipokusumo, Purbalingga, Selasa, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan operasi pasar ditujukan untuk membantu masyarakat seiring dengan meningkatnya harga beras dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini untuk meminimalisasi beban pengeluaran masyarakat khususnya berkaitan harga beras. Di sinilah pemerintah harus hadir," katanya.
Dia mengakui operasi pasar yang digelar pada Selasa (5/3) baru menyasar ke pasar dan toko di Kecamatan Bukateja, Kemangkon, Kutasari, dan Purbalingga.
Kendati demikian, dia mengharapkan kerja sama antara Pemkab Purbalingga, Perum Bulog Cabang Banyumas, dan Perumda Puspahastama tersebut dapat menekan harga beras di wilayah itu.
"Semoga dengan adanya operasi pasar ini, harga beras bisa kembali stabil dan tidak memberatkan beban pengeluaran masyarakat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan dalam kegiatan tersebut, Perum Bulog akan memfokuskan distribusi beras SPHP ke pasar-pasar rakyat maupun tradisional di Purbalingga dengan target pendistribusian sebanyak 7 ton per minggu.
Smeentara Perumda Puspahastama, kata dia, memfokuska pendistribusian beras SPHP ke toko-toko di tingkat desa,
"Oleh karena harga eceran tertingginya (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram, pedagang dilarang menjual beras SPHP ini dengan harga lebih tinggi dari HET," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan memberikan teguran jika ada pedagang yang menjual beras SPHP dengan harga di atas HET.
Bahkan jika teguran tersebut tidak diindahkan dan masih tetap menjual beras tersebut di atas HET, kata dia, pihaknya akan mencabut kemitraan pedagang sehingga tidak lagi bisa menjual beras SPHP pada periode berikutnya.
Ia mengharapkan operasi pasar tersebut dapat terus menekan harga beras di pasaran meskipun saat ini sudah mulai mengalami penurunan.
"Alhamdulillah, berdasarkan pantauan kami, harga beras medium di Purbalingga saat ini mengalami penurunan dari sebelumnya yang mencapai Rp16.500 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram," kata Johan.
Baca juga: Program "Pak Rahman" sudah terselenggara di 188 titik
Saat melepas keberangkatan armada pengangkut 10 ton beras untuk keperluan SPHP di halaman Pendopo Dipokusumo, Purbalingga, Selasa, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan operasi pasar ditujukan untuk membantu masyarakat seiring dengan meningkatnya harga beras dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini untuk meminimalisasi beban pengeluaran masyarakat khususnya berkaitan harga beras. Di sinilah pemerintah harus hadir," katanya.
Dia mengakui operasi pasar yang digelar pada Selasa (5/3) baru menyasar ke pasar dan toko di Kecamatan Bukateja, Kemangkon, Kutasari, dan Purbalingga.
Kendati demikian, dia mengharapkan kerja sama antara Pemkab Purbalingga, Perum Bulog Cabang Banyumas, dan Perumda Puspahastama tersebut dapat menekan harga beras di wilayah itu.
"Semoga dengan adanya operasi pasar ini, harga beras bisa kembali stabil dan tidak memberatkan beban pengeluaran masyarakat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan dalam kegiatan tersebut, Perum Bulog akan memfokuskan distribusi beras SPHP ke pasar-pasar rakyat maupun tradisional di Purbalingga dengan target pendistribusian sebanyak 7 ton per minggu.
Smeentara Perumda Puspahastama, kata dia, memfokuska pendistribusian beras SPHP ke toko-toko di tingkat desa,
"Oleh karena harga eceran tertingginya (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram, pedagang dilarang menjual beras SPHP ini dengan harga lebih tinggi dari HET," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan memberikan teguran jika ada pedagang yang menjual beras SPHP dengan harga di atas HET.
Bahkan jika teguran tersebut tidak diindahkan dan masih tetap menjual beras tersebut di atas HET, kata dia, pihaknya akan mencabut kemitraan pedagang sehingga tidak lagi bisa menjual beras SPHP pada periode berikutnya.
Ia mengharapkan operasi pasar tersebut dapat terus menekan harga beras di pasaran meskipun saat ini sudah mulai mengalami penurunan.
"Alhamdulillah, berdasarkan pantauan kami, harga beras medium di Purbalingga saat ini mengalami penurunan dari sebelumnya yang mencapai Rp16.500 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram," kata Johan.
Baca juga: Program "Pak Rahman" sudah terselenggara di 188 titik