Basarnas bekali sukarelawan Pekalongan teknik pertolongan pertama
Pekalongan (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional Kelas A Semarang, Jawa Tengah, membekali 50 orang sukarelawan terkait pelatihan teknis pertolongan pertama (Medical First Responder) pada korban bencana yang diselenggarakan di gedung Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kota Pekalongan, 4-9 Maret 2024.
Kepala Basarnas Kelas A Semarang Budiono di Pekalongan, Senin, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan selama 5 hari itu merupakan program kerja Basarnas untuk pembinaan potensi tim pencari dan penyelamat (search and rescue) guna meningkatkan kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Selain itu, para sukarelawan ini mampu memberikan pertolongan dan evakuasi secara cepat, tepat, dan terarah," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan ini, para peserta pelatihan diberikan pemahaman dan edukasi terkait keterampilan pertolongan pertama sehingga mereka diharapkan mempunyai kompetensi pemberian pertolongan pertama yang bisa digunakan dan dilibatkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan saat menolong korban bencana.
Cara seperti itu, kata dia, akan lebih efektif dan memberikan nilai tambah dalam pemenuhan syarat untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban.
"Kompetensi yang diberikan dalam pelatihan ini menjadi dasar dalam pemberian pertolongan atau rescue untuk menyelamatkan orang saat terjadi bencana," katanya.
Pada pelatihan yang diselenggarakan selama 5 hari itu, para peserta diberikan bekal materi dan praktik seperti pengantar pertolongan pertama dan anatomi, penilaian dan pemeriksaan korban, pemindahan korban, penanganan korban cedera, dan kegawatdaruratan lingkungan, hingga terapi oksigen.
Ia mengatakan pelatihan ini dilaksanakan selama 72 jam pelajaran dan setelah selesai maka para peserta diberikan sertifikat kompetensi.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Nur Priyantomo menilai kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pemkot bersama Basarnas Kelas A Semarang.
"Kami berharap usai pelatihan ini selesai, para peserta dapat meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan pertama pada masyarakat ketika terjadi bencana atau kecelakaan baik di air, darat, maupun udara. Jangan sampai ketika ada bencana, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan," katanya.
Baca juga: Dua korban tanah longsor di Sragen ditemukan dalam kondisi meninggal dunia
Kepala Basarnas Kelas A Semarang Budiono di Pekalongan, Senin, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan selama 5 hari itu merupakan program kerja Basarnas untuk pembinaan potensi tim pencari dan penyelamat (search and rescue) guna meningkatkan kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Selain itu, para sukarelawan ini mampu memberikan pertolongan dan evakuasi secara cepat, tepat, dan terarah," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan ini, para peserta pelatihan diberikan pemahaman dan edukasi terkait keterampilan pertolongan pertama sehingga mereka diharapkan mempunyai kompetensi pemberian pertolongan pertama yang bisa digunakan dan dilibatkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan saat menolong korban bencana.
Cara seperti itu, kata dia, akan lebih efektif dan memberikan nilai tambah dalam pemenuhan syarat untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban.
"Kompetensi yang diberikan dalam pelatihan ini menjadi dasar dalam pemberian pertolongan atau rescue untuk menyelamatkan orang saat terjadi bencana," katanya.
Pada pelatihan yang diselenggarakan selama 5 hari itu, para peserta diberikan bekal materi dan praktik seperti pengantar pertolongan pertama dan anatomi, penilaian dan pemeriksaan korban, pemindahan korban, penanganan korban cedera, dan kegawatdaruratan lingkungan, hingga terapi oksigen.
Ia mengatakan pelatihan ini dilaksanakan selama 72 jam pelajaran dan setelah selesai maka para peserta diberikan sertifikat kompetensi.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Nur Priyantomo menilai kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pemkot bersama Basarnas Kelas A Semarang.
"Kami berharap usai pelatihan ini selesai, para peserta dapat meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan pertama pada masyarakat ketika terjadi bencana atau kecelakaan baik di air, darat, maupun udara. Jangan sampai ketika ada bencana, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan," katanya.
Baca juga: Dua korban tanah longsor di Sragen ditemukan dalam kondisi meninggal dunia