BKKBN dampingi warga terdampak banjir di Demak
Demak (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) siap menerjunkan personel untuk mendampingi warga terdampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, agar terhindar dari penyakit pascabanjir.
"Saat masa banjir seperti ini atau bencana lainnya, ibu hamil, balita, dan anak-anak itu sangat penting sekali untuk diberikan perhatian agar tidak mudah terjangkit penyakit yang biasa terjadi pascabanjir," kata Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo di sela-sela acara Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan Stunting Bersama Mitra Kerja di Masjid Ridwanur Rohmad Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Jumat.
Beberapa penyakit yang patut diwaspadai tersebut, kata dia, diare, infeksi saluran pernafasan, dan batuk pilek. "Sehingga kesehatan lingkungan harus diperhatikan karena pascabanjir sanitasinya biasanya buruk," katanya.
Menurut dia, ketika penyakit pascabanjir tersebut menjangkiti orang tua, tentunya tidak membekas dalam jangka panjang. Berbeda ketika anak-anak yang terjangkit diare, maka pertumbuhan otaknya bisa ikut terdampak, terlebih berat badannya turun dan tinggi badan juga tidak naik.
Untuk itulah, kata dia, BKKBN memberikan pelatihan terhadap 125 instruktur di Semarang, Jumat, tentang cara berbicara dengan tim pendamping keluarga yang sederhana. "Tim penyuluh ilmunya memang tinggi-tinggi, tetapi belum tentu nyambung dengan tim pendamping yang pendidikannya ada yang SMP maupun SD," katanya.
Sementara jumlah personel yang diterjunkan untuk melakukan pendampingan di kawasan terdampak banjir, kata dia, berkisar 50-an orang, yakni tim penyuluh KB dan kader pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD).
Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan bahwa kehadiran BKKBN akan memberikan pemahaman bagaimana warga mengantisipasi munculnya penyakit pascabanjir.
Banjir di Kecamatan Karanganyar pada tanggal 8 Februari 2024 merupakan banjir terbesar di Kabupaten Demak. Bahkan BNPB menyatakan ini menjadi tragedi 100 tahunan.
Akibat banjir tersebut, lebih dari 27.000 keluarga dan lebih dari 78.000 jiwa terdampak banjir. Sedangkan dari 2.900 hektare lahan sawah yang terdampak, sekitar 1.400 hektare mengalami puso.
"Alhamdulillah banyak donatur turut membantu penanganan pengungsi. Pemkab Demak juga mengupayakan trauma healing bagi pengungsi dan akan terus mendampingi," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemkab Demak mendapatkan bantuan dari BKKBN berupa paket bantuan dan susu UHT. Sedangkan dari PT Harsen Laboratories berupa 5 kuintal beras, dua unit komputer pribadi (personal computer/PC), satu unit printer, popok bayi, 23 sembako untuk penyuluh KB.
"Saat masa banjir seperti ini atau bencana lainnya, ibu hamil, balita, dan anak-anak itu sangat penting sekali untuk diberikan perhatian agar tidak mudah terjangkit penyakit yang biasa terjadi pascabanjir," kata Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo di sela-sela acara Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan Stunting Bersama Mitra Kerja di Masjid Ridwanur Rohmad Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Jumat.
Beberapa penyakit yang patut diwaspadai tersebut, kata dia, diare, infeksi saluran pernafasan, dan batuk pilek. "Sehingga kesehatan lingkungan harus diperhatikan karena pascabanjir sanitasinya biasanya buruk," katanya.
Menurut dia, ketika penyakit pascabanjir tersebut menjangkiti orang tua, tentunya tidak membekas dalam jangka panjang. Berbeda ketika anak-anak yang terjangkit diare, maka pertumbuhan otaknya bisa ikut terdampak, terlebih berat badannya turun dan tinggi badan juga tidak naik.
Untuk itulah, kata dia, BKKBN memberikan pelatihan terhadap 125 instruktur di Semarang, Jumat, tentang cara berbicara dengan tim pendamping keluarga yang sederhana. "Tim penyuluh ilmunya memang tinggi-tinggi, tetapi belum tentu nyambung dengan tim pendamping yang pendidikannya ada yang SMP maupun SD," katanya.
Sementara jumlah personel yang diterjunkan untuk melakukan pendampingan di kawasan terdampak banjir, kata dia, berkisar 50-an orang, yakni tim penyuluh KB dan kader pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD).
Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan bahwa kehadiran BKKBN akan memberikan pemahaman bagaimana warga mengantisipasi munculnya penyakit pascabanjir.
Banjir di Kecamatan Karanganyar pada tanggal 8 Februari 2024 merupakan banjir terbesar di Kabupaten Demak. Bahkan BNPB menyatakan ini menjadi tragedi 100 tahunan.
Akibat banjir tersebut, lebih dari 27.000 keluarga dan lebih dari 78.000 jiwa terdampak banjir. Sedangkan dari 2.900 hektare lahan sawah yang terdampak, sekitar 1.400 hektare mengalami puso.
"Alhamdulillah banyak donatur turut membantu penanganan pengungsi. Pemkab Demak juga mengupayakan trauma healing bagi pengungsi dan akan terus mendampingi," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemkab Demak mendapatkan bantuan dari BKKBN berupa paket bantuan dan susu UHT. Sedangkan dari PT Harsen Laboratories berupa 5 kuintal beras, dua unit komputer pribadi (personal computer/PC), satu unit printer, popok bayi, 23 sembako untuk penyuluh KB.