Disbudpar Kudus dampingi empat desa wisata menjadi wisata unggulan
Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memberikan pendampingan terhadap empat desa wisata agar menjadi destinasi wisata unggulan yang nantinya layak dikunjungi wisatawan.
"Keempat desa wisata tersebut, yakni Desa Kaliwungu, Menawan, Japan, dan Kesambi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Rabu.
Untuk Desa Kaliwungu, kata dia, memiliki Gebyok ukir, kemudian Desa Menawan memiliki potensi agrowisata serta pengelolaan sampah dan lingkungan. Desa Japan memiliki potensi wisata air tiga rasa, serta potensi tanaman kopi, serta buah khas desa setempat seperti jeruk pamelo, pisang byar, dan alpukat.
Untuk Desa Kesambi, kata dia, masyarakatnya memiliki semangat mengembangkan potensi wisata, karena saat ini memiliki potensi wisata embung desa yang nantinya dikelola menjadi tempat pemancingan ikan yang bisa langsung dimasak di lokasi, serta potensi kuliner khas yang juga bisa dikembangkan.
Pendampingan diberikan dengan menggandeng lembaga konsultan Desa Wisata Institute dari Yogyakarta berlangsung selama dua bulan
Ia mengungkapkan pendampingan dimulai sejak 7 Oktober 2024, yang diawali dengan fokus grup diskusi dengan mengundang empat pemerintah desa, pengelola desa wisata, serta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dalam memberikan pendampingan, kata dia, desa wisata setempat tidak hanya sekadar mendapatkan pendampingan soal kelembagaan, tetapi juga ada digital marketing, penataan potensi wisata, pemetaan potensi wisata, permasalahan yang ada, hingga penyusunan paket wisata.
"Nantinya, juga ada upaya mengembangkan kerajinan agar bisa menjadi cenderamata khas desa setempat yang bisa dijadikan oleh-oleh oleh wisatawan," ujarnya.
Tentunya, kata dia, desa wisata tidak hanya menjual menjadi satu daya tarik wisata. Akan tetapi nantinya bisa mengembangkan potensi-potensi lainnya, seperti alam, budaya atau atraksi wisata, kearifan lokal, hingga kerajinan di desa setempat.
Ia berharap keempat desa wisata tersebut nantinya menjadi desa wisata yang betul-betul layak dikunjungi dan potensi yang dimiliki menjadi daya tarik wisata.
"Kami juga berharap pemberdayaan masyarakat desanya nanti mampu membuat sebuah inovasi, kreativitas, produk, baik produk ekonomi kreatif maupun UMKM yang bisa ditawarkan kepada wisatawan, baik sebagai daya tarik wisata maupun bisa dinikmati wisatawan selama interaksi di sana maupun sebagai oleh-oleh," ujarnya.
Selain itu, kata dia, bisa memunculkan potensi masyarakat yang ada, baik potensi seni, maupun budaya untuk ditawarkan menjadi atraksi wisata kepada wisatawan.
"Mudah-mudahan, bisa menjadi magnet wisatawan sehingga akan meningkat kunjungan wisatawan ke Kudus," ujarnya.
Baca juga: Kabupaten Kudus jadi tuan rumah Kejuaraan Indonesian Downhill 2024
"Keempat desa wisata tersebut, yakni Desa Kaliwungu, Menawan, Japan, dan Kesambi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Rabu.
Untuk Desa Kaliwungu, kata dia, memiliki Gebyok ukir, kemudian Desa Menawan memiliki potensi agrowisata serta pengelolaan sampah dan lingkungan. Desa Japan memiliki potensi wisata air tiga rasa, serta potensi tanaman kopi, serta buah khas desa setempat seperti jeruk pamelo, pisang byar, dan alpukat.
Untuk Desa Kesambi, kata dia, masyarakatnya memiliki semangat mengembangkan potensi wisata, karena saat ini memiliki potensi wisata embung desa yang nantinya dikelola menjadi tempat pemancingan ikan yang bisa langsung dimasak di lokasi, serta potensi kuliner khas yang juga bisa dikembangkan.
Pendampingan diberikan dengan menggandeng lembaga konsultan Desa Wisata Institute dari Yogyakarta berlangsung selama dua bulan
Ia mengungkapkan pendampingan dimulai sejak 7 Oktober 2024, yang diawali dengan fokus grup diskusi dengan mengundang empat pemerintah desa, pengelola desa wisata, serta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dalam memberikan pendampingan, kata dia, desa wisata setempat tidak hanya sekadar mendapatkan pendampingan soal kelembagaan, tetapi juga ada digital marketing, penataan potensi wisata, pemetaan potensi wisata, permasalahan yang ada, hingga penyusunan paket wisata.
"Nantinya, juga ada upaya mengembangkan kerajinan agar bisa menjadi cenderamata khas desa setempat yang bisa dijadikan oleh-oleh oleh wisatawan," ujarnya.
Tentunya, kata dia, desa wisata tidak hanya menjual menjadi satu daya tarik wisata. Akan tetapi nantinya bisa mengembangkan potensi-potensi lainnya, seperti alam, budaya atau atraksi wisata, kearifan lokal, hingga kerajinan di desa setempat.
Ia berharap keempat desa wisata tersebut nantinya menjadi desa wisata yang betul-betul layak dikunjungi dan potensi yang dimiliki menjadi daya tarik wisata.
"Kami juga berharap pemberdayaan masyarakat desanya nanti mampu membuat sebuah inovasi, kreativitas, produk, baik produk ekonomi kreatif maupun UMKM yang bisa ditawarkan kepada wisatawan, baik sebagai daya tarik wisata maupun bisa dinikmati wisatawan selama interaksi di sana maupun sebagai oleh-oleh," ujarnya.
Selain itu, kata dia, bisa memunculkan potensi masyarakat yang ada, baik potensi seni, maupun budaya untuk ditawarkan menjadi atraksi wisata kepada wisatawan.
"Mudah-mudahan, bisa menjadi magnet wisatawan sehingga akan meningkat kunjungan wisatawan ke Kudus," ujarnya.
Baca juga: Kabupaten Kudus jadi tuan rumah Kejuaraan Indonesian Downhill 2024