Semarang (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengapresiasi peran kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dalam membantu pemerintah daerah setempat mengurangi angka tengkes.
“Mereka adalah kunci karena langsung ada di masyarakat, berinteraksi langsung dengan catin (calon pengantin), ibu hamil, sampai lahirkan itu mereka diedukasi, dari gizi maupun sisi KB, perencanaan jadi keluarga sehat, mereka pemegang kunci stunting, mereka kader PKK, kader kesehatan,” katanya di Semarang, Rabu.
Selain itu, kader PPKBD menjadi ujung tombak penuntasan tengkes sebab sebagian besar dari mereka juga kader PKK yang dekat dengan warga.
Menurut dia, kedekatan kader PPKBD menjadi nilai tambah dalam menyampaikan pesan pencegahan tengkes.
“Melalui medium bahasa lokal dan kearifan lokal serta empati, informasi yang disampaikan lebih mudah diterima dan difahami masyarakat,” ujarnya.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso mengamini hal tersebut karena fungsi PPKBD membantu petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) menyosialisasikan program BKKBN.
“Ini efektif, untuk membantu PLKB karena tak bisa dipungkiri angka kelahiran turun drastis dari total fertility rate 5,6 menjadi 2,1. Itu kerja PPKBD karena dekat keluarga, memberikan penyuluhan langsung dengan berempati,” katanya.
Ketua PPKBD Jateng Muryadi menambahkan tidak hanya penyuluhan, peguyuban ini juga memberi aksi nyata penuntasan tengkes salah satunya dilakukan dengan memberikan telur kepada 8.881 kepala keluarga berisiko tengkes.
“Ini dari pribadi anggota, mandiri, nantinya bantuan telur ini akan diberikan selama enam bulan,” ujarnya.
Baca juga: Wagub Jateng ingatkan pentingnya gotong royong tangani tengkes