Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengingatkan pentingnya gotong royong kepada semua pihak, terutama organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jateng, dalam menangani tengkes.
“Kita harus gotong royong, harus keroyokan, kita tidak mau bekerja sendiri. Semua OPD harus bersinergi. Kita punya Program Satu OPD Satu Desa Dampingan, kita fokuskan lagi mana permasalahan stunting atau kemiskinan," katanya usai meluncurkan Buku Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dan Sosial Untuk Pencegahan Stunting oleh Universitas Diponegoro di Semarang, Kamis.
Pemprov Jateng juga mencanangkan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng dan Program Jo Kawin Bocah sebagai upaya pencegahan tengkes.
Ia berharap, program-program yang telah dibangun dapat direplikasi oleh pemerintah kabupaten/kota, khususnya yang menjadi zona miskin dan tengkes.
Selain itu, kata dia, upaya pencegahan tengkes bagi remaja putri juga terus dilakukan, salah satunya pemberian tablet tambah darah.
Dirinya berharap, kepala sekolah di Jateng bisa berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di wilayah masing-masing.
“Alhamdulillah program itu juga diaplikasi oleh pemerintah kabupaten kota garis miskin. Fokus kita penanganan 17 kabupaten/kota yang ada stunting itu mengikuti metode kita," ujarnya.
Ia menilai buku yang baru saja diluncurkan ini dapat disosialisasikan secara luas, sedangkan sosialisasi dapat dilakukan dengan gelaran acara bedah buku di kabupaten/kota yang menjadi fokus penanganan tengkes.
Baca juga: Gubernur Jateng beri perhatian lebih ibu hamil untuk cegah tengkes