50 nakes di Kabupaten Kudus terkonfirmasi positif COVID-19
Kudus (ANTARA) - Sebanyak 50 tenaga kesehatan dari beberapa rumah sakit di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpapar penyakit virus corona (COVID-19) yang diduga berasal dari klaster penularan keluarga.
"Dari puluhan tenaga kesehatan yang terpapar, sekitar 30 nakes di antaranya dari Rumah Sakit Mardi Rahayu," kata Bupati Kudus Hartopo didampingi Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Andini Aridewi di Kudus, Rabu.
Ia mengungkapkan, tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, sudah menjalani isolasi mandiri karena gejalanya tergolong ringan.
Semua rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kabupaten Kudus, kata dia, sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus corona, salah satunya mempersiapkan ruang perawatan.
Untuk saat ini, kata dia, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien di rumah sakit sekitar 45 persen dari tempat tidur yang tersedia, sehingga jumlah tempat tidur untuk pasien corona masih aman.
"Kalaupun ada lonjakan kasus, maka rumah sakit secara otomatis akan menambah ruang rawat inap," ujarnya.
Pelaksana harian Kepala Dinkes Kabupaten Kudus Andini Aridewi meminta semua rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 di Kabupaten Kudus untuk menambah kapasitas tempat tidur isolasi, antisipasi ketika terjadi lonjakan kasus.
"Sepekan terakhir, semua rumah sakit memang tengah berupaya menambah kapasitas tempat tidur, mengingat kasus corona di Kabupaten Kudus terus bertambah. Sedangkan jumlah kasus corona saat ini 293," ujarnya.
Terkait 50 nakes yang terpapar COVID-19, kata dia, sebagian sudah ada yang sembuh karena gejalanya ringan, sehingga mereka cukup isolasi mandiri. Sedangkan penularannya memang ada yang dari klaster keluarga.
Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto membenarkan ada 30 tenaga kesehatan yang terpapar corona sehingga mereka menjalani isolasi mandiri karena gejalanya ringan dan tanpa gejala.
"Kami pastikan bukan terpapar karena tugas perawatan terhadap pasien corona, melainkan karena terpapar dari lingkungan keluarga atau ada kontak dengan orang lain," ujarnya.
Temuan puluhan nakes tersebut, kata dia, dari hasil pemeriksaan ketika ada kontak erat serta yang diketahui ada gejala. Dari 1.300 tenaga kesehatan, di RS Mardi Rahayu tercatat ada 30 orang yang terpapar.
"Dari puluhan tenaga kesehatan yang terpapar, sekitar 30 nakes di antaranya dari Rumah Sakit Mardi Rahayu," kata Bupati Kudus Hartopo didampingi Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Andini Aridewi di Kudus, Rabu.
Ia mengungkapkan, tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, sudah menjalani isolasi mandiri karena gejalanya tergolong ringan.
Semua rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kabupaten Kudus, kata dia, sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus corona, salah satunya mempersiapkan ruang perawatan.
Untuk saat ini, kata dia, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien di rumah sakit sekitar 45 persen dari tempat tidur yang tersedia, sehingga jumlah tempat tidur untuk pasien corona masih aman.
"Kalaupun ada lonjakan kasus, maka rumah sakit secara otomatis akan menambah ruang rawat inap," ujarnya.
Pelaksana harian Kepala Dinkes Kabupaten Kudus Andini Aridewi meminta semua rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 di Kabupaten Kudus untuk menambah kapasitas tempat tidur isolasi, antisipasi ketika terjadi lonjakan kasus.
"Sepekan terakhir, semua rumah sakit memang tengah berupaya menambah kapasitas tempat tidur, mengingat kasus corona di Kabupaten Kudus terus bertambah. Sedangkan jumlah kasus corona saat ini 293," ujarnya.
Terkait 50 nakes yang terpapar COVID-19, kata dia, sebagian sudah ada yang sembuh karena gejalanya ringan, sehingga mereka cukup isolasi mandiri. Sedangkan penularannya memang ada yang dari klaster keluarga.
Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto membenarkan ada 30 tenaga kesehatan yang terpapar corona sehingga mereka menjalani isolasi mandiri karena gejalanya ringan dan tanpa gejala.
"Kami pastikan bukan terpapar karena tugas perawatan terhadap pasien corona, melainkan karena terpapar dari lingkungan keluarga atau ada kontak dengan orang lain," ujarnya.
Temuan puluhan nakes tersebut, kata dia, dari hasil pemeriksaan ketika ada kontak erat serta yang diketahui ada gejala. Dari 1.300 tenaga kesehatan, di RS Mardi Rahayu tercatat ada 30 orang yang terpapar.