Purwokerto (ANTARA) - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia memegang Presidensi G-20 untuk tahun 2022. Masa jabatannya mulai 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akhir tahun ini.
Selama 1 tahun, Indonesia akan menjalankan fungsi keketuaan sebuah forum internasional yang menjadi bagian penting bagi dunia. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kepercayaan dan kehormatan sekaligus peristiwa bersejarah bagi seluruh bangsa.
Forum kerja sama multilateral yang dibentuk pada tahun 1999 ini akan membahas dua arus isu utama yakni Finance Track dan juga Sherpa Track.
Finance Track adalah jalur pembahasan dalam forum G-20 yang berfokus pada isu ekonomi dan keuangan, antara lain kebijakan fiskal, moneter, dan riil, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, hingga perpajakan internasional.
Sementara Sherpa Track adalah jalur dalam forum G-20 di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan, seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, perubahan iklim, perdagangan, energi, geopolitik, serta berbagai isu penting lainnya.
Terkait dengan Presidensi G-20 Indonesia 2022, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Rio Dhani Laksana mengatakan forum beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju tersebut akan menjadi momentum yang baik untuk memberikan nilai tambah pada pemulihan ekonomi di Indonesia.
Presidensi G-20 Indonesia menurut Kepala Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed itu akan memberikan manfaat yang dapat langsung dirasakan. Contohnya adalah peningkatan devisa negara dari rangkaian acara dan kehadiran para delegasi.
Menurutnya, kehadiran para delegasi pada berbagai rangkaian kegiatan akan berdampak langsung memberikan keuntungan pada berbagai sektor seperti pariwisata, transportasi, perhotelan, jasa, UMKM, hingga penyerapan tenaga kerja.
G-20 Indonesia 2022 memang terdiri atas beragam pertemuan, bahkan diperkirakan akan mencapai 150 pertemuan yang menurut rencana akan digelar di beberapa kota di Indonesia.
Terdapat sekitar 19 kota yang akan dilibatkan dalam rangkaian kegiatan, seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam, Medan, Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang, dan lainnya.
Sementara itu KTT G-20 atau Leaders Summit sebagai puncak dari proses pertemuan G-20 yaitu rapat tingkat kepala negara/pemerintahan nantinya akan dilaksanakan di Bali.
Pertemuan yang diselenggarakan di berbagai kota itu diharapkan akan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan konsumsi domestik, serta dapat berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Kendati G-20 Indonesia 2022 memang bukanlah satu-satunya ajang untuk mengupayakan pemulihan ekonomi nasional dan membangkitkan perekonomian Indonesia, kerja sama dalam membangun kolaborasi dan inovasi untuk mendukung transformasi ekonomi dan transformasi struktural pada berbagai sektor Presidensi G-20 akan dapat menjadikan Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia.
Khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan, perhelatan G-20 2022 ini menjadi peluang dan juga tantangan yang tidak boleh dilewatkan. Kesempatan ini harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia.
Selain itu, Presidensi G-20 Indonesia 2022 yang mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger" tersebut menurut dia selain untuk mengajak seluruh negara dunia untuk bahu membahu pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan terutama di tengah pandemi COVID-19, juga diharapkan akan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bahkan sebagai tuan rumah, Indonesia juga akan mendapatkan kesempatan untuk turut serta dalam menentukan desain arah kebijakan pemulihan ekonomi global sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan ekonomi di Tanah Air.
Di samping itu, dalam pertemuan-pertemuan G-20 di Indonesia juga akan dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Nusantara kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi dan mempercepat pemulihan ekonomi dalam negeri.
Jika melihat daftar kota yang nantinya akan menjadi lokasi pertemuan G-20 Indonesia 2022 seperti Yogyakarta, Lombok, Labuan Bajo, Danau Toba, Bali, dan berbagai kota lainnya yang selama ini menjadi daerah tujuan wisata kebanggaan Indonesia. Maka ini adalah kesempatan emas untuk makin mengenalkan wajah pariwisata Indonesia kepada dunia.
Kehadiran para delegasi secara langsung dan melihat kondisi di Indonesia tentunya akan dapat menjadi ajang promosi yang efektif dalam rangka mendorong perkembangan pariwisata di Indonesia agar makin dikenal lagi di kancah internasional.
Komoditas Pertanian
Sementara itu, akademisi dari Fakultas Pertanian Unsoed Dr Purwanto menambahkan jika momentum pertemuan G-20 Indonesia 2022 perlu juga dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tawar produk pertanian.
Dosen jurusan agroteknologi itu menjelaskan bahwa upaya meningkatkan nilai tawar komoditas pertanian dalam perdagangan internasional merupakan hal yang sangat penting, sehingga momentum G-20 diharapkan turut berkontribusi pada peningkatan daya saing komoditas pertanian di tingkat global.
Selain itu, momentum G-20 juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi pertanian dan produksi pertanian salah satunya melalui kerja sama penelitian atau riset bidang pertanian dalam rangka mengimbangi tuntutan pasar global.
Pada saat ini yang dibutuhkan adalah riset yang lebih banyak terkait pengembangan teknologi pertanian untuk sektor perkebunan yang memiliki porsi ekspor komoditas yang sangat besar. Misalkan saja komoditas kakao, karet, teh, kopi, dan lain sebagainya. Dengan demikian sektor pertanian akan dapat makin mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi COVID-19.
Dengan kata lain, banyak harapan yang tersemat dalam penyelenggaraan G-20 Indonesia 2022 guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional yang melambat akibat pandemi COVID-19.
Kendati demikian, untuk mewujudkan berbagai narasi mengenai harapan pemulihan ekonomi tentu memerlukan peran aktif masyarakat. Partisipasi publik diperlukan menyukseskan penyelenggaraan forum ini. Karena presidensi Indonesia pada G-20 2022 ini merupakan isu bersama.
Dengan demikian Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G-20 agar mendukung dan berdampak positif pada pemulihan aktivitas perekonomian di Bumi Pertiwi.
Baca juga: Akademisi sebut momentum G-20 beri nilai tambah pada pemulihan ekonomi
Baca juga: Kemen-PUPR kurangi penggunaan bahan beton jelang KTT G-20 di Bali