Capaian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor perikanan melalui Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang, Jawa Tengah, selama 2021 melampaui target.
"PNBP perikanan tercatat Rp1.758.126.059 atau 3,85 persen lebih tinggi dari target 2021 sebesar Rp1.692.934.389," kata Kepala BKIPM Semarang Sokhib di Semarang, Rabu.
Menurut dia, capaian PNBP sektor perikanan melalui BKIPM Semarang tersebut luar biasa karena dalam kondisi pandemi COVID-19 dan menunjukkan eksistensi pergerakan kegiatan ekspor perikanan yang sejak 2019 mampu bertahan di antara industri lainnya.
Ia menjelaskan PNBP perikanan tersebut berasal dari kegiatan layanan sertifikasi kesehatan ikan dan produk perikanan di kantor utama BKIPM Semarang dan kegiatan layanan pengujian laboratorium penyakit ikan karantina dan mutu hasil perikanan sebesar Rp1.736.462.838, layanan sertifikasi di kantor wilayah kerja Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp10.657.431, dan wilayah kerja Bandara Adi Sumarmo sebesar Rp11.005.790.
Ia menyebut capaian itu juga telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan PNBP sektor kelautan dan perikanan secara global, dimana pada 2021 mencapai Rp1,093 triliun per 29 Desember 2021 berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Peningkatan penerimaan negara dapat terjadi seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi, peningkatan ekspor impor, dan tren kenaikan harga komoditas.
"Beberapa hal tersebut yang menjadi pengungkit bagi sektor kelautan dan perikanan khususnya Jateng sehingga masih dapat bertahan dan menunjukkan eksistensinya di masa pandemi ini," ujarnya.
Kendati demikian, Sokhib mengungkapkan target PNBP melalui BKIPM Semarang ditetapkan sebesar Rp1.605.650.000 atau lebih rendah dari target yang ditetapkan pada 2021 karena mempertimbangkan segala kemungkinan dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan perekonomian selama tiga tahun yang lalu akibat pandemi COVID-19.