Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerjunkan 15 sukarelawan untuk membantu penanganan pascagempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
"Insya Allah dari Jawa Tengah besok mau 'ngirim' 15 tim, untuk bisa berangkat ke Sulawesi Barat dan tentu saja tidak bisa langsung, mungkin ke Makassar dulu," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai memimpin rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Semarang, Senin.
Terkait pengiriman sukarelawan untuk penanganan pascagempa tersebut, Ganjar mengaku sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tokoh-tokoh di Sulawesi Barat.
Ia mengungkapkan awalnya 15 sukarelawan itu diberangkatkan bersama dengan bantuan logistik, namun melihat kondisi perhubungan di Sulawesi Barat yang belum berjalan normal, tim akan melakukan pengadaan logistik saat berada di Makassar.
Hal ini, kata Ganjar, pernah dilakukan sukarelawan saat pengiriman bantuan logistik untuk bencana di Palu.
Selain bantuan penanganan pascabencana di Sulawesi Barat, Ganjar juga telah berkomunikasi dengan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan terkait dengan bencana banjir yang melanda 10 kabupaten/kota di provinsi itu.
"Dengan Kalimantan Selatan kemarin sudah komunikasi dengan Pak Wagub, dan beliau sampaikan sampai sejauh ini masih bisa menangani, tapi kita siaplah (membantu) sebagai sesama anak bangsa,” ujar Ganjar.
Mengenai pendataan warga Jawa Tengah yang terdampak bencana di Sulbar, Kalsel, hingga Jabar, Ganjar mengaku hal itu belum dilakukan, sebab dalam situasi seperti ini tidak bisa bicara kesukuan.
"Saya kira tidak akan ada lagi data-data seperti itu, sehingga kita tidak akan bantu parsial ya biar tidak ada kesukuannya, yang penting yang ada di sana kita bantu semuanya untuk siapapun itu," katanya.
Seperti diwartakan, sejumlah bencana alam mulai dari tanah longsor di Sumedang hingga gempa di Majene-Mamuju, Sulawesi Barat terjadi pada awal 2021.
Salah satunya, gempa bumi berkekuatan M 6,2 yang menghantam Kota Majene dan Mamuju, Sulbar pada 15 Januari 2021.
BNPB melaporkan hingga kini 78 orang meninggal dunia akibat gempa yang berpusat di darat tersebut.
Kemudian kejadian banjir bandang juga terjadi di 10 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan hampir 39 ribu warga mengungsi.