BNPB: Pemerintah bekerja keras jamin keselamatan rakyat dari bencana Merapi
Boyolali (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan Pemerintah berupaya bekerja keras untuk menjamin keselamatan dan keamanan rakyat terkait penanganan pengungsi karena bencana erupsi Gunung Merapi yang statusnya meningkat menjadi siaga.
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, saat mengunjungi di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jateng, Jumat. menyatakan pihaknya sudah yakin pemerintah berupaya bekerja keras untuk menjamin keselamatan dan keamanan rakyat, dan hal ini, yang menjadi atensi Bapak Presiden Joko Widodo, yakni keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi.
"Jadi kehadiran BNPB di daerah pengungsian ini, untuk memberikan bantuan kepada pemerintah daerah agar seluruh kegiatan yang berhubungan dengan keselamatan rakyat harus betul-betul mendapatkan kepastian," kata Doni Monardo.
Dia mengatakan informasi tentang kegiatan aktivitas Gunung Merapi harus bersumber satu pintu, yakni dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), jangan sampai mengambil sumber yang berbeda.
Menurut Doni, data yang disampaikan secara umum oleh Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, bahwa risiko ancaman tertinggi Gunung Merapi dimulai dari batas barat laut, barat hingga ke tenggara. Daerah yang ada di posisi barat laut ke tenggara dari Merapi ini, diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: BPBD Jateng siapkan rencana kontingensi terkait pengungsian Merapi
Namun, Kata Doni, warga yang ada di daerah bagian utara dan timur laut hingga timur Gunung Merapi, juga tidak boleh kehilangan kewaspadaan.
Dari sejarah kebencanaan gunung api, kata Doni, memang selama beberapa kali terjadi erupsi mayoritas berada di wilayah barat laut, barat, barat daya hingga ke tenggara. Hal ini, menjadi bahan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dan seluruh unsur-unsur keamanan untuk wilayah terbesar di daerah tersebut.
Dia mengatakan ada beberapa kekurangan di TPPS Desa Tlogolele Selo Boyolali ini, termasuk fasiltas MCK untuk segera dibenahi, sehingga kenyamanan masyarakat betul-betul bisa diperhatikan, termasuk keamanan, dan faktor kesehatan.
Pihaknya juga sudah menyerahkan sebanyak 2.500 kit tes usap yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan. Dia juga meminta agar tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat pengungsian ini karena mereka tidak diketahui apakah sudah terkonfirmasi COVID-19, atau orang tanpa gejala saat memberikan sesuatu kepada pengungsi.
Jika, kemudian bisa terjadi penularan kepada pengungsi, hal ini yang dikhawatirkan.
Oleh karena itu, tim kesehatan dan keamanan yang ada di tempat pengungsian, diminta untuk menjalani tes usap terlebih dahulu. Hal ini harus betul-betul dipatuhi dan jangan ada yang menolak demi keselamatan warga di pengungsian ini.
Menurut Doni, kalau warga yang mengungsi di Desa Tlogolele Boyolali ini sudah steril tidak ada yang terkonfirmasi COVID-19. Jangan sampai adanya kunjungan dari luar menimbulkan masalah baru.
Selain itu, Pemerintah Pusat juga akan menempatkan satu unit helikopter di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, yang dapat digunakan setiap saat baik untuk Pemerintah Provinsi Jateng maupun D.I. Yogyakarta. Sehingga, kegiatan-kegiatan untuk deteksi dan berbagai upaya yang berhubungan dengan kebencanaan gunung api bisa terlaksana dengan baik.
Pemerintah pusat juga memberikan dukungan dana Rp1 miliar untuk setiap pemerintah kabupaten, dan diharapkan memprioritaskan untuk pelayanan masyarakat apakah itu, pelayanan logistik, kebutuhan kesehatan, dan upaya lainnya yang bisa mendukung faktor kesehatan, keamanan, dan keamanan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan jalur evakuasi di lereng Gunung Merapi memang belum lebar. Sehingga, pihaknya mengimbau masyarakat yang mulai dievakuasi dan harta benda seperti ternak yang saat ini masih banyak di atas atau rumahnya tidak perlu khawatir.
Menurut Taj Yasin, masalah ternak warga yang masih ditinggal di rumahnya masing-masing, nanti ada petugas yang mengevakuasi ke bawah, sehingga tidak perlu khawatir.
"Kami sudah memetakan mana warga yang harus dilarikan ke Boyolali, dan mana yang harus dilarikan ke Magelang supaya tidak ada kemacetan di titik-titik jalur evakuasi tertentu saat evakuasi," kata Taj Yasin.*
Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di Klaten di bawah 50 persen
Baca juga: Pos Pantau Merapi catat gelombang seismik mulai dinamis
Baca juga: Masuk KRB III Merapi, sejumlah warga Klaten masih bertahan
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, saat mengunjungi di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jateng, Jumat. menyatakan pihaknya sudah yakin pemerintah berupaya bekerja keras untuk menjamin keselamatan dan keamanan rakyat, dan hal ini, yang menjadi atensi Bapak Presiden Joko Widodo, yakni keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi.
"Jadi kehadiran BNPB di daerah pengungsian ini, untuk memberikan bantuan kepada pemerintah daerah agar seluruh kegiatan yang berhubungan dengan keselamatan rakyat harus betul-betul mendapatkan kepastian," kata Doni Monardo.
Dia mengatakan informasi tentang kegiatan aktivitas Gunung Merapi harus bersumber satu pintu, yakni dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), jangan sampai mengambil sumber yang berbeda.
Menurut Doni, data yang disampaikan secara umum oleh Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, bahwa risiko ancaman tertinggi Gunung Merapi dimulai dari batas barat laut, barat hingga ke tenggara. Daerah yang ada di posisi barat laut ke tenggara dari Merapi ini, diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: BPBD Jateng siapkan rencana kontingensi terkait pengungsian Merapi
Namun, Kata Doni, warga yang ada di daerah bagian utara dan timur laut hingga timur Gunung Merapi, juga tidak boleh kehilangan kewaspadaan.
Dari sejarah kebencanaan gunung api, kata Doni, memang selama beberapa kali terjadi erupsi mayoritas berada di wilayah barat laut, barat, barat daya hingga ke tenggara. Hal ini, menjadi bahan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dan seluruh unsur-unsur keamanan untuk wilayah terbesar di daerah tersebut.
Dia mengatakan ada beberapa kekurangan di TPPS Desa Tlogolele Selo Boyolali ini, termasuk fasiltas MCK untuk segera dibenahi, sehingga kenyamanan masyarakat betul-betul bisa diperhatikan, termasuk keamanan, dan faktor kesehatan.
Pihaknya juga sudah menyerahkan sebanyak 2.500 kit tes usap yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan. Dia juga meminta agar tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat pengungsian ini karena mereka tidak diketahui apakah sudah terkonfirmasi COVID-19, atau orang tanpa gejala saat memberikan sesuatu kepada pengungsi.
Jika, kemudian bisa terjadi penularan kepada pengungsi, hal ini yang dikhawatirkan.
Oleh karena itu, tim kesehatan dan keamanan yang ada di tempat pengungsian, diminta untuk menjalani tes usap terlebih dahulu. Hal ini harus betul-betul dipatuhi dan jangan ada yang menolak demi keselamatan warga di pengungsian ini.
Menurut Doni, kalau warga yang mengungsi di Desa Tlogolele Boyolali ini sudah steril tidak ada yang terkonfirmasi COVID-19. Jangan sampai adanya kunjungan dari luar menimbulkan masalah baru.
Selain itu, Pemerintah Pusat juga akan menempatkan satu unit helikopter di Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, yang dapat digunakan setiap saat baik untuk Pemerintah Provinsi Jateng maupun D.I. Yogyakarta. Sehingga, kegiatan-kegiatan untuk deteksi dan berbagai upaya yang berhubungan dengan kebencanaan gunung api bisa terlaksana dengan baik.
Pemerintah pusat juga memberikan dukungan dana Rp1 miliar untuk setiap pemerintah kabupaten, dan diharapkan memprioritaskan untuk pelayanan masyarakat apakah itu, pelayanan logistik, kebutuhan kesehatan, dan upaya lainnya yang bisa mendukung faktor kesehatan, keamanan, dan keamanan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan jalur evakuasi di lereng Gunung Merapi memang belum lebar. Sehingga, pihaknya mengimbau masyarakat yang mulai dievakuasi dan harta benda seperti ternak yang saat ini masih banyak di atas atau rumahnya tidak perlu khawatir.
Menurut Taj Yasin, masalah ternak warga yang masih ditinggal di rumahnya masing-masing, nanti ada petugas yang mengevakuasi ke bawah, sehingga tidak perlu khawatir.
"Kami sudah memetakan mana warga yang harus dilarikan ke Boyolali, dan mana yang harus dilarikan ke Magelang supaya tidak ada kemacetan di titik-titik jalur evakuasi tertentu saat evakuasi," kata Taj Yasin.*
Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di Klaten di bawah 50 persen
Baca juga: Pos Pantau Merapi catat gelombang seismik mulai dinamis
Baca juga: Masuk KRB III Merapi, sejumlah warga Klaten masih bertahan