Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memasang enam alat pendeteksi dini bencana di sejumlah titik rawan tanah longsor dan tanah bergerak di daerah setempat.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis mengatakan bahwa alat pendeteksi dini dipasang di sejumlah wilayah di bagian atas dan di Desa Jolsekti serta Desa Manggis, Kecamatan Tulis, yang pernah mengalami penurunan tanah hingga 80 sentimeter.
"Alhamdulilaih di Desa Jolosekti sudah tertangani dengan baik dan kini pemkab terus melakukan koordinasi dengan Pemprov Jateng. Semoga, di saat memasuki musim hujan sekarang ini tidak terjadi bencana," katanya.
Selain longsor dan tanah bergerak, kata dia, pemkab juga terus mengantisipasi adanya potensi banjir di sejumlah wilayah pantai utara.
"Oleh karena itu, sebagai kesiapan menghadapi bencana, kami juga perlu mengetahui sejauh mana kelengkapan unsur pendukung, seperti PMI, BPBD, Polri, TNI, dan sarana lainnya," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi mengatakan pada Februari 2020 ruas jalan desa yang menghubungkan Desa Jolosekti dengan Desa Manggis pernah terjadi penurunan tanah hingga 80 sentimeter.
Tanah ambles ini, kata dia, tidak sampai ke permukiman penduduk, tetapi sekitar 15 hektare lahan sawah tidak dapat ditanami padi.
"Namun, hingga kini tidak ada lagi pergerakan tanah di dua desa itu. Kami sudah pasang alat EWS yang setiap saat akan mendapatkan laporan secara telemetri," katanya.
Ia menambahkan sebanyak enam alat pendeteksi dini bencana longsor dan tanah bergerak itu sudah dipasang di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, tiga titik di Kecamatan Blado, serta Desa Pranten dan Deles, Kecamatan Blado.