Menag tinjau lokasi pembangunan masjid bantuan UEA di Solo
Solo, Jateng (ANTARA) - Menteri Agama Fachrul Razi meninjau lokasi lahan yang bakal disiapkan untuk pembangunan sebuah masjid bantuan dari negara Uni Emirat Arab (UEA) di kawasan Gilingan Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, Rabu.
Menag Fachrul Razi saat meninjau lokasi lahan yang bakal dibangun sebuah masjid hadiah dari Pangeran Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan tersebut didampingi Kepala Wilayah Kemenag Jateng, Mustain Ahmad.
Selain itu, Menag Fachrul Razi juga melihat-lihat rancangan pembangunan masjid di Solo, yang diperkirakan mirip dengan "Sheikh Zayed Mosque" di Abu Dhabi yang termegah di dunia itu.
Baca juga: Ganjar: Penataan Masjid Baiturrahman disesuaikan lanskap Simpang Lima
Menurut Menag, rencana pembangunan masjid di Solo yang rancangannya mirip "Sheikh Zayed Mosque" di Abu Dhabi tersebut diperkirakan termegah, karena juga akan berdiri "Islamic Center".
Menag mengatakan rencana pembangunan masjid di Solo dengan luas lahan sekitar 3 hektare itu sertifikatnya juga sudah diterbitkan sehingga kegiatan segera dilakukan mulai kegiatan "line clearing" pada Agustus 2020.
"Insya Allah pembangunan yang diawali peletakan batu pertama masjid dimulai pada Desember 2020," kata Menag.
Pembangunan masjid di Solo dengan desain mirip Sheikh Zayed Mosque itu semua anggarannya berasal dari bantuan UEA. Kemenag hanya menyiapkan lahan saja. "Semua pembangunan oleh mereka," katanya.
"Kami nanti tinggal menggunakan saja. Tanah ini, sudah diserahkan ke Kemenag termasuk sertifikatnya, sehingga asetnya sudah milik Kemenag, dan kini tinggal dimulai pembangunannya," tambah Menag.
Badan Pertanahan Nasional (BPN), kata Menag, sudah menyerahkan sertifikat tanah ke Kemenag, dan kemudian diserahkan ke Kanwil Kemenag Jateng.
"Kami berharap pembangunan masjid di Solo dari Pangeran di Abu Dhabi ini termegah di Jateng, dan bahkan bisa di Indonesia," katanya.
Menurut Menag pengelolaan masjid nanti dilaksanakan oleh Kemenag yang kemudian akan dibentuk tim sendiri untuk mengurus masjid hadiah dari UEA itu.
"Pangeran itu, kebetulan sahabat baik Presiden Joko Widodo," katanya.
Sebelumnya, Setyo Wisnu Broto selaku utusan KBRI di Abu Dhabi mengatakan rencana pembangunan masjid dengan ornamen mirip salah satu masjid termegah di dunia, Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi itu merupakan rangkaian panjang dari sebuah lobi internasional antara Pemerintah Indonesia dengan UEA.
Pada Rabu, 24 Juli 2019, Pangeran UAE Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, selain meneken beberapa kerja sama dua negara, pangeran juga berjanji menghadiahi Jokowi sebuah masjid yang rencananya dibangun di kota kelahiran presiden di Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Turki akan jelaskan UNESCO soal Hagia Sophia jadi masjid
Menag Fachrul Razi saat meninjau lokasi lahan yang bakal dibangun sebuah masjid hadiah dari Pangeran Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed Al Nahyan tersebut didampingi Kepala Wilayah Kemenag Jateng, Mustain Ahmad.
Selain itu, Menag Fachrul Razi juga melihat-lihat rancangan pembangunan masjid di Solo, yang diperkirakan mirip dengan "Sheikh Zayed Mosque" di Abu Dhabi yang termegah di dunia itu.
Baca juga: Ganjar: Penataan Masjid Baiturrahman disesuaikan lanskap Simpang Lima
Menurut Menag, rencana pembangunan masjid di Solo yang rancangannya mirip "Sheikh Zayed Mosque" di Abu Dhabi tersebut diperkirakan termegah, karena juga akan berdiri "Islamic Center".
Menag mengatakan rencana pembangunan masjid di Solo dengan luas lahan sekitar 3 hektare itu sertifikatnya juga sudah diterbitkan sehingga kegiatan segera dilakukan mulai kegiatan "line clearing" pada Agustus 2020.
"Insya Allah pembangunan yang diawali peletakan batu pertama masjid dimulai pada Desember 2020," kata Menag.
Pembangunan masjid di Solo dengan desain mirip Sheikh Zayed Mosque itu semua anggarannya berasal dari bantuan UEA. Kemenag hanya menyiapkan lahan saja. "Semua pembangunan oleh mereka," katanya.
"Kami nanti tinggal menggunakan saja. Tanah ini, sudah diserahkan ke Kemenag termasuk sertifikatnya, sehingga asetnya sudah milik Kemenag, dan kini tinggal dimulai pembangunannya," tambah Menag.
Badan Pertanahan Nasional (BPN), kata Menag, sudah menyerahkan sertifikat tanah ke Kemenag, dan kemudian diserahkan ke Kanwil Kemenag Jateng.
"Kami berharap pembangunan masjid di Solo dari Pangeran di Abu Dhabi ini termegah di Jateng, dan bahkan bisa di Indonesia," katanya.
Menurut Menag pengelolaan masjid nanti dilaksanakan oleh Kemenag yang kemudian akan dibentuk tim sendiri untuk mengurus masjid hadiah dari UEA itu.
"Pangeran itu, kebetulan sahabat baik Presiden Joko Widodo," katanya.
Sebelumnya, Setyo Wisnu Broto selaku utusan KBRI di Abu Dhabi mengatakan rencana pembangunan masjid dengan ornamen mirip salah satu masjid termegah di dunia, Sheikh Zayed Mosque di Abu Dhabi itu merupakan rangkaian panjang dari sebuah lobi internasional antara Pemerintah Indonesia dengan UEA.
Pada Rabu, 24 Juli 2019, Pangeran UAE Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, selain meneken beberapa kerja sama dua negara, pangeran juga berjanji menghadiahi Jokowi sebuah masjid yang rencananya dibangun di kota kelahiran presiden di Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Turki akan jelaskan UNESCO soal Hagia Sophia jadi masjid