Semarang (ANTARA) - Manajemen PSIS Semarang menilai syarat yang mewajibkan pemain dan ofisial tim untuk melakukan tes usap atau swab test sebelum menjalani pertandingan saat Liga 1 Indonesia kembali bergulir akan sulit diterapkan oleh klub.
Hal tersebut disampaikan General Manajer PSIS Semarang Wahyoe Winarto di Semarang, Selasa, menanggapi syarat yang diwajibkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Liluk tersebut, terdapat beberapa faktor yang akan menyulitkan syarat dari Gugus Tugas itu untuk diterapkan.
"Persyaratannya cukup ketat. Saya yakin tidak bisa dipenuhi," kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang ini.
Ia mencontohkan syarat pemain dan ofisial harus dikarantina usai melakukan uji usap sampai hari pertandingan.
"Apakah ada klub yang mempunyai tempat isolasi mandiri. Saat pertandingan tandang tidak mungkin klub menyewa satu hotel atau apartemen hanya khusus untuk satu tim itu," katanya.
Terlebih lagi, lanjut dia, uji swap juga memerlukan biaya yang tidak murah.
Baca juga: PSIS Semarang siapkan diri hadapi lanjutan Liga 1
Berbagai persyaratam itu, lanjut dia, mustahil terpenuhi dengan jadwal pertandingan liga yang padat.
Sebelumnya, PT Liga Indonesia Baru telah menyampaikan rencana dimulainya kembali lanjutan Liga 1 Indonesia 2020 pada 1 Oktober mendatang.
PSIS sendiri akan mengusulkan Stadion Citarum Semarang sebagai lokasi menjamu tim-tim tamu.
Baca juga: Kiper PSIS manfaatkan libur kompetisi untuk melatih
Baca juga: CEO PSIS ingatkan pemimpin baru PT LIB sejahterakan klub