Rudyatmo usulkan cek laboratorium COVID-19 di daerah
Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengusulkan ke pusat untuk memberikan kewenangan daerah baik kota maupun kabupaten untuk cek laboratorium jika ada pasien yang terindikasi corona virus disease (COVID-19).
Hal ini, jika dicek laboratorium di daerah, hasilnya akan lebih cepat diketahui pasien negatif atau positif, sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat karena terlalu lama menantikan informasi, kata Rudyatmo, di Solo, Jumat.
"Kami jika menunggu hasil melalui provinsi juga waktunya lama nanti, karena membawahi 35 kabupaten/kota. Pusat dapat memberikan acuan saja, cek laboratorium alatnya seperti apa, dan daerah bisa menyiapkan," kata Rudyatmo.
Menyinggung soal satu pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Surakarta, dilaporkan meninggal dunia, kata Rudyatmo, Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan bersama camat dan lurah sedang melakukan penelusuran riwayat ke daerahnya.
Pasien yang meninggal dunia itu, warga Solo, tetapi dimakamkan di Magetan Jatim. Sehingga, tracking untuk memperoleh informasi pasien itu, setelah pulang dari Bogor bertemu dengan siap saja, di mana saja itu, harus dilakukan langkah-langkah dari Dinkes.
Baca juga: Bebas COVID-19, ratusan penumpang Kapal MV Colombus ikuti tur wisata
"Kami tetap ada langkah preventif. Kami sudah mengajukan anggaran untuk antisipasi COVID-19 ini, untuk dana tidak terduga dapat digunakan untuk membiayai pengobatan. Jika ada yang positif COVID-19, pemerintah bisa langsung melakukan tindakan darurat," katanya.
Namun, masyarakat tidak perlu panik menghadapi COVID-19. Ada tiga hal anjuran yang harus dilakukan, yakni menutup mulut ketika bersin atau batuk, melakukan cuci tangan sering lebih baik, dan melakukan pola makan bernutrisi, serta berolahraga.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan terhadap spesimen seorang pasien suspect virus corona jenis baru (COVID-19) yang meninggal dunia setelah sempat dirawat di ruang isolasi RSUD dr. Moewardi Kota Surakarta.
Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng Yulianto Prabowo, pihaknya menunggu hasil lab dari Litbangkes Kemenkes yang sudah dikirim Selasa (10/3), apabila positif (terinfeksi COVID-19) akan dilakukan 'tracking' tentang riwayat kontak dari pasien tersebut.
Menurut dia, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang masuk ke ruang isolasi RSUD dr. Moewardi pada Minggu (8/3) dengan gejala awal menunjukkan terinfeksi COVID-19, dinyatakan meninggal dunia, pada Rabu (11/3).
Baca juga: Kapal MV Colombus diizinkan bersandar di Pelabuhan Semarang
Baca juga: Menkes: Indonesia belum akan lakukan "lockdown" cegah COVID-19
Hal ini, jika dicek laboratorium di daerah, hasilnya akan lebih cepat diketahui pasien negatif atau positif, sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat karena terlalu lama menantikan informasi, kata Rudyatmo, di Solo, Jumat.
"Kami jika menunggu hasil melalui provinsi juga waktunya lama nanti, karena membawahi 35 kabupaten/kota. Pusat dapat memberikan acuan saja, cek laboratorium alatnya seperti apa, dan daerah bisa menyiapkan," kata Rudyatmo.
Menyinggung soal satu pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Surakarta, dilaporkan meninggal dunia, kata Rudyatmo, Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan bersama camat dan lurah sedang melakukan penelusuran riwayat ke daerahnya.
Pasien yang meninggal dunia itu, warga Solo, tetapi dimakamkan di Magetan Jatim. Sehingga, tracking untuk memperoleh informasi pasien itu, setelah pulang dari Bogor bertemu dengan siap saja, di mana saja itu, harus dilakukan langkah-langkah dari Dinkes.
Baca juga: Bebas COVID-19, ratusan penumpang Kapal MV Colombus ikuti tur wisata
"Kami tetap ada langkah preventif. Kami sudah mengajukan anggaran untuk antisipasi COVID-19 ini, untuk dana tidak terduga dapat digunakan untuk membiayai pengobatan. Jika ada yang positif COVID-19, pemerintah bisa langsung melakukan tindakan darurat," katanya.
Namun, masyarakat tidak perlu panik menghadapi COVID-19. Ada tiga hal anjuran yang harus dilakukan, yakni menutup mulut ketika bersin atau batuk, melakukan cuci tangan sering lebih baik, dan melakukan pola makan bernutrisi, serta berolahraga.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan terhadap spesimen seorang pasien suspect virus corona jenis baru (COVID-19) yang meninggal dunia setelah sempat dirawat di ruang isolasi RSUD dr. Moewardi Kota Surakarta.
Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng Yulianto Prabowo, pihaknya menunggu hasil lab dari Litbangkes Kemenkes yang sudah dikirim Selasa (10/3), apabila positif (terinfeksi COVID-19) akan dilakukan 'tracking' tentang riwayat kontak dari pasien tersebut.
Menurut dia, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang masuk ke ruang isolasi RSUD dr. Moewardi pada Minggu (8/3) dengan gejala awal menunjukkan terinfeksi COVID-19, dinyatakan meninggal dunia, pada Rabu (11/3).
Baca juga: Kapal MV Colombus diizinkan bersandar di Pelabuhan Semarang
Baca juga: Menkes: Indonesia belum akan lakukan "lockdown" cegah COVID-19