Semarang (Antaranews Jateng) - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana menyatakan, ribuan desa di provinsi setempat rawan terjadi banjir dan tanah longsor pada musim hujan 2018.
"Kami mengidentifikasi sebanyak 1.864 desa dari 336 kecamatan berpotensi banjir dan 2.134 desa dari 344 kecamatan berpotensi terjadi tanah longsor," katanya di Semarang, Rabu.
Ia mengemukakan, potensi banjir terjadi di wilayah Pantai Utara dari Kabupaten Brebes hingga Rembang, Pantai Selatan juga berpotensi banjir antara lain di Kabupaten Cilacap, Kebumen, serta Purworejo.
Daerah yang berpotensi terjadi bencana tanah lonsor, berada wilayah pegunungan dan paling besar berpotensi di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas.
Guna mengurangi dampak bencana tanah longsor, jajaran BPBD Jateng dan kabupaten/kota telah memasang alat peringatan dini di daerah-daerah yang masuk kategori rawan.
"Kami sudah pasang 60 alat `early warning system` untuk mengantisapisi tanah bergerak atau longsor," ujar Sarwa.
Jajaran BPBD juga terus memberikan edukasi kebencanaan bagi semua lapisan masyarakat guna meminimalisasi jumlah korban.
Edukasi kebencanaan diberikan secara menyeluruh, mulai dari antisipasi bencana, saat kejadian bencana, dan penanganan pascabencana.
Bentuk antisipasi bencana yang dimaksud adalah peningkatan kewaspadaan masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana.